ADB Perkirakan Ekonomi RI Kembali Tumbuh 5,3% di 2021

Friday 19 Jun 2020, 5 : 56 pm
by
Direktur ADB untuk Indonesia, Winfried Wicklein

JAKARTA-Asian Development Bank (ADB) memperkirakan, pada tahun depan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mencapai 5,3 persen, setelah pada tahun ini akan mengalami kontraksi hingga 1 persen akibat kawasan Asia nyaris tidak mengalami pertumbuhan di tengah kondisi pandemi Covid-19.

Menurut Direktur ADB untuk Indonesia, Winfried Wicklein dalam keterangannya yang dikirim melalui surat elektronik, Jakarta, Jumat (19/6), pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mencapai 5,3 persen pada 2021, karena bertambahnya belanja tidak wajib rumah tangga dan membaiknya iklim investasi serta mulai pulihnya perekonomian dunia.

“Pandemi COVID-19 telah menimbulkan gangguan ekonomi signifikan di dunia dan di Indonesia, dengan dampak berat terhadap lapangan kerja dan penghidupan, terutama bagi kelompok masyarakat yang paling rentan,” kata Wicklein.

Dia mengatakan, pelaksanaan langkah-langkah kebijakan yang tepat waktu yang dilakukan pemerintah Indonesia akan sangat bermanfaat bagi perlindungan kesejahteraan rumah tangga.

Wicklein menyatakan, perkiraan terbaru dari ADB menyebutkan bahwa pada tahun ini perekonomian Indonesia akan berkontraksi 1 persen.

Dalam laporan tambahan untuk memperbarui publikasi ekonomi tahunan Asian Development Outlook (ADO) 2020, ADB memperkirakan pertumbuhan 0,1 persen bagi kawasan Asia dan Pasifik di 2020.

Angka ini menurun dibandingkan dengan perkiraan 2,2 persen pada April 2020 dan merupakan taraf pertumbuhan terendah bagi kawasan ini sejak 1961.

Kegiatan ekonomi di negara-negara Asia Tenggara lainnya, seperti Filipina (-3,8 persen) dan Thailand (-6,5 persen), juga diperkirakan akan terdampak lebih berat dari Indonesia pada 2020 sebelum kembali membaik pada 2021.

Lebih lanjut Wicklein memyatakan, terbatasnya arus perdagangan dan menurunnya jumlah wisatawan telah memperburuk proyeksi perekonomian secara substansial.

Pertumbuhan ekonomi regional pada 2021 diperkirakan akan meningkat menjadi 6,2 persen, seperti perkirakan pada April 2020.

Pada Kuartal I-2020, jelas dia, perekonomian Indonesia merosot hingga 3 persen (year-on-year), konsumsi domestik menurun 2,8 persen akibat berkurangnya pengeluaran tidak wajib (discretionary spending) rumah tangga.

Sementara itu, pengeluaran konsumsi pemerintah perlahan-lahan meningkat, seiring dengan penambahan layanan sosial bagi rumah tangga.

“Meskipun pelonggaran pembatasan mobilitas pada awal Juni 2020 akan membantu kegiatan perekonomian agar dapat berjalan kembali, tetapi masih banyak terdapat ketidakpastian,” kata Emma Allen, Ekonom ADB untuk Indonesia.

Emma mengungkapkan, program pemulihan ekonomi pemerintah bergerak dengan cepat dalam merespons krisis, dengan memanfaatkan teknologi untuk penyampaian yang lebih efisien dan juga merupakan kesempatan untuk mendorong inklusi keuangan dan memperkuat kaitan rantai nilai global.

“Kami mengapresiasi upaya pemerintah yang tepat waktu untuk meningkatkan investasi demi mendukung distribusi yang adil atas infrastruktur digital, mendorong penelitian dan pengembangan, mengintegrasikan manajemen data, serta mengembangkan talenta di sektor digital yang semuanya penting untuk memperkuat prospek ekonomi ke depan,” paparnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Permintaan Etanol Melonjak, MOLI Targetkan Pabrik Kedua Rampung di Tahun Ini

Permintaan Etanol Melonjak, MOLI Targetkan Pabrik Kedua Rampung di Tahun Ini

JAKARTAA-PT Madusari Murni Indah Tbk (MOLI) menargetkan bisa menyelesaikan pembangunan

Inilah Struktur Organisasi Satgas Saber Pungli

JAKARTA-Presiden Joko Widodo telah menandatangani  Peraturan Presiden (Perpres)  Nomor 87 Tahun