JAKARTA-Pergantian Gubernur Bank Indonesia (BI) ditengah kondisi ekonomi bergejolak sangat berbahaya. Pasalnya, Indonesia tengah mengalami defisit, baik defisit neraca perdagangan maupun transaksi berjalan mencapai double digit. “Indonesia sedang dalam masa sulit, tahun lalu mengalami defisit neraca perdagangan yang untuk terakhir kalinya dialami Indonesia pada tahun 1961. Karena itu, penggantian menteri keuangan ditengah masa jabatan akan ditanggapi negatif oleh pasar dan akan berimplikasi buruk,” ujar anggota Komisi XI DPR, Sadar Subagyo di Jakarta, Rabu (27/2).
Seperti diketahui, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) telah menunjuk calon tunggal gubernur BI yaitu Mentri Keuangan, Agus Martowardoyo. “Dari sudut kapabilitas, Agus Marto sangat capable. “Namun dilihat dari acceptability, ini ini tantangan berat karena dia pernah ditolak,” kata dia.
Menurut dia, pergantian gubernur BI harus dilakukan secara hati-hati. Pertimbangan utamananya adalah, apakah figur yang ditunjuk itu diterima oleh pihak ekternal dan internal. “Dulu mayoritas karyawan BI menolak dan akhirnya DPR juga menolak ditolak karyawan BI,” jelas dia.
Komentari tentang post ini