Aneh, Yield SUN Indonesia Terlalu Tinggi

Wednesday 13 Mar 2013, 10 : 53 am

JAKARTA-Masyarakat mempertanyakan, karena ada keanehan terkait  tingkat imbal balik (yield) penjualan Surat Utang Negara (SUN) Indonesia yang dinilai terlalu tinggi. Karena sudah berada di atas negara-negara maju. Saat ini  data Ditjen Pengelolaan Utang Kemenkeu menunjukan sekitar 5,26%. “China saja yang ekonomi maju pesat Cuma 3,58%. Lalu  Philipina yang ekonominya lebih jelek dari kita, hanya 3,52%, masak Indonesia 5,26%,” kata mantan Menko Perekonomian era Gu Dur, Rizal Ramli  di Jakarta,Selasa, (12/3).

Menurut Rizal, biasanya penjualan SUN itu bertenor panjang, sekitar 10 tahun sampai 20 tahun. Jadi bisa dibayangkan  kalau bunganya sekitar 1%-2%, dengan tenor sepanjang 20 tahun. Maka total bunga yang menjadi beban sekitar 40%. “Masak kita mencari utang yang bunganya lebih tinggi,” tanyanya.

Lebih jauh kata Mantan Preskom PT Semen Gresik ini, tingginya bunga atau yield  surat utang (obligasi) yang ditawarkan pemerintah Indonesia membuat para menteri keuangan Indonesia sangat dicintai investor asing, dan surat utang pemerintah Indonesia laris dibeli asing.

Yang jelas, kata Rizal, saat ini Indonesia mengalami triple deficit, yakni deficit APBN, kemudian deficit perdagangan dan ketiga deficit transaksi berjalan, yang terus menekan nilai mata uang rupiah sehingga bisa merosot. “Dua deficit yang cukup membahayakan, adalah deficit perdagangan dan transaksi berjalan, yang tiba-tiba saja bisa gedebugan perekonomian kita,” ucapnya.

Sementara menyangkut soal pinjaman, kata Rizal lagi, strategi yang sangat agresif serta berlebihan dengan memberikan bunga tinggi berpotensi merugikan negara. Alasannya, aliran dana spekulatif (hot money ) yang masuk selain berdampak positif bagi nilai tukar rupiah dan indeks, namun juga akan meningkatkan risiko finansial melalui potensi arus balik modal.

Diakui Rizal, utang pemerintah hingga akhir 2012 tembus Rp 1.975,42 triliun atau nyaris mendekati Rp 2.000 triliun. Pinjaman ini naik Rp 166,47 triliun dari periode sebelumnya di 2011. Naiknya jumlah utang RI kali ini dinilai telah meningkat hampir dua kali lipat sejak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menduduki kursi kepresidenan tahun 2004. “Utang menurut saya makin lama makin besar hampir meningkat 2 kali lipat sejak pemerintahan awal SBY, dari Rp 1.000 triliun ke Rp 2.000 triliun,” tuturnya.

Dikatakan Rizal, meroketnya jumlah utang dinilainya sudah tidak tepat. Hal ini bertolak belakang dengan membaiknya perekonomian Indonesia dan defisit anggaran yang rendah yakni di bawah 3%. “Itu defisit kecil, walapun direncanakan defisit 2% tapi kenyataannya ada sisa anggaran (surplus) 10% jadi gak perlu pinjem,” pungkasnya. **can

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Kuasa Hukum Fahri Hamzah Beri “Kuliah Hukum” Ke Pimpinan PKS

JAKARTA-Kubu Fahri Hamzah tidak memahami langkah pimpinan PKS yang tidak

Ulima Nitra Raih Kontrak Baru Senilai Rp439 Miliar dari Bosowa Mining

JAKARTA‘-PT Ulima Nitra Tbk (UNIQ) memperoleh kontrak baru senilai Rp439