Atasi Covid-19, Gus Nabil Dukung Penuh Riset Rempah-Rempah Skala Internasional

Thursday 19 Mar 2020, 10 : 23 pm
by
Anggota Komisi IX DPR,  Muchamad Nabil Haroen menggelar acara sosialisasi obat tradisional di gedung Serba Guna Butuh, Boyolali, Jawa Tengah,   Sabtu (14/12). 

JAKARTA-Anggota Komisi IX DPR,  M Nabil Haroen mendukung riset  vaksin untuk mengatasi virus Covid 19 (Corona) terutama yang berasal dari rempah-rempah.

“Kami Dukung Penuh Riset Vaksin untuk Atasi Corona, ke depan Penting Riset Rempah-Rempah sebagai Obat Herbal untuk skala Internasional,” kata Nabil Haroen,  Kamis (19/3). 

Dukungan yang disampaikan politisi PDI Perjuangan itu terkait dengan usaha beberapa lembaga penelitian dan kampus untuk pengembangan obat-obatan untuk penanggulangan virus Corona, sebagaimana dilakukan oleh lembaga riset dari kampus UI, IPB, Unair dan beberapa kampus lain. 

Terkait usaha kalangan akademisi tersebut,  Gus Nabil,  begitu dia akrab disapa menyampaikan beberapa catatan. 

Pertama, DPR dukung penuh usaha periset Indonesia untuk saling bekerjasama atasi pandemik virus Corona.

“Sebagai anggota Komisi IX DPR RI, saya ingin sampaikan bahwa Komisi IX mendukung penuh usaha pemerintah melalui instansi terkait untuk menangani pandemi virus Corona,” katanya. 

Pemerintah Indonesia, lanjut Gus Nabil  juga berkoordinasi dengan WHO, untuk langkah-langkah strategis penanggulangan krisis karena virus Corona (Covid-19) ini. 

“Jadi, Komisi IX DPR sangat mendukung langkah-langkah pemerintah untuk yang terbaik bagi bangsa Indonesia,” tambahnya.

Terkait belum cairnya dana penelitian untuk vaksin Corona,  dia mengatakan masih dalam proses  tahapan teknis.

Regulasi keuangan ujarnya,   tidak sembarangan untuk mencairkan anggaran. Justru, regulasi itu penting agar satu komando dan akuntable.

Dalam situasi krisis karena Corona ini, memang harus ada langkah cepat dan terobosan agar bangsa Indonesia terhindar dari bencana yang lebih besar. 

“Soal anggaran itu bukan satu-satunya tantangan. Justru, yang penting saat ini adalah mendorong konsorsium riset,” tegas Gus Nabil. 

Sebab pihaknya khawatir  jangan sampai Kementrian Kesehatan bikin riset sendiri, sementara Kementrian Riset dan Dikti juga bikin riset. 

“Nah, dengan Konsorsium itu nantinya akan ada tim yang melibatkan lintas kementrian, periset dari kampus-kampus dan lembaga penelitian, serta dari industri farmasi dari BUMN kita. Jadi, dari proses awal dan akhirnya satu pintu, satu tim, satu kebijakan,” kata Gus Nabil.  

Kedua adalah Komitmen Pemerintah untuk atasi Krisis, dan dukungan masyarakat Indonesia.

Terkait dengan komitnen itu,  Gus Nabil  yang juga  Ketua Umum  PP Pagar Nusa NU menegaskan kalau pihaknya melihat kalauPemerintah sangat berkomitmen untuk penanggulangan krisis akibat Corona. 

Semuanya dalam  proses yang sesuai dengan kebijakan. Namun diakuinya dalam proses itu ada yang dijadikan  skala prioritas, ada jangka pendek, menengah dan panjang.

Sementara virus Corona ini jenis  baru dan semua  negara sedang dalam proses riset. Masing-masing berusaha menyelesaikan tantangan untuk kebaikan warganya. Pemerintah Indonesia juga dalam tahapan itu. 

Di sisi lain, pihaknya juga mendorong masyarakat Indonesia untuk meningkatkan kualitas kesehatan, sekaligus meningkatkan kekebalan tubuh dengan ramuan tradisional. 

“Kita punya khazanah rempah-rempah yang sangat kaya manfaat, baik dari sisi medis maupun ekonomi.  Warga kita membuat ramuan untuk meningkatkan kekebalan/kualitas kesehatan dari jahe, kunyit, dauh serai, dsb. Kita harus apresiasi itu,” ujarnya. 

Selain itu,  ungkap Gus Nabil, ada lagi penelitian yang menyatakan jambu biji, kulit jeruk bermanfaat untuk penyembuhan pasien Corona. Makanya ke depan pemerintah Indonesia harus mendorong kebijakan untuk riset-riset herbal dalam jangka menengah dan panjang.

Ketiga Dana Abadi Riset. 

Menurut  Gus Nabil, dana ini  sangat penting bagi prioritas untuk riset Kenekaragaman Hayati. Dia mengatakan,  DPR telah menyetujui peningkatan dana riset Rp 5 triliun untuk tahun ini. Dari sebelumnya Rp 950 miliar, saat ini menjadi Rp 5.95 triliun. Bahkan, ada rencana untuk menambah anggaran dana abadi riset hingga Rp 30 triliun hingga 2024. 

Diakuinya, sejak awal sudah ada usulan prioritas untuk riset keanekaragaman hayati Indonesia yang  sangat  melimpah dan  tinggal mendorong sumber daya peneliti Indonesia untuk, bekerja sama dengan jaringan peneliti internasional. 

“Kita punya resources,  punya suntikan anggaran, jaringan, ribuan SDM Indonesia baik yang ada di negeri ini maupun yang sekolah atau bekerja di internasional. Kami mendorong agar riset-riset keanekaragaman hayati ditingkatkan porsi dan prioritasnya, jangan sampai kita impor sekitar 90 persen obat seperti beberapa tahun terakhir. Kita harus mengolah khazanah rempah-rempah kita untuk produksi herbal medicine dalam skala yang lebih luas,” pungkas Gus Nabil. 

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Untuk target pencatatan Efek baru di 2022 adalah sebanyak 68 Efek, yang terdiri dari pencatatan saham, obligasi baru dan pencatatan efek lainnya yang meliputi ETF

Telat Sampaikan Lapkeu, BEI Suspensi Perdagangan Saham 33 Emiten

JAKARTA-PT Bursa Efek Indonesia (BEI) memutuskan untuk melakukan penghentian sementara
IPO

Tetapkan Harga IPO Rp100 per Saham, Janu Putra Sejahtera Raup Dana Rp80 Miliar

JAKARTA-PT Janu Putra Sejahtera Tbk (AYAM), calon emiten bidang usaha