Bankir Cemaskan Situasi Politik

Saturday 19 Jul 2014, 1 : 47 am
by

JAKARTA-Presiden Direktur PT Bank OCBC NISP Tbk, Parwati Surjaudaja berharap, situasi keamanan negara tetap kondusif pasca penetapan presiden terpilih pada 22 Juli mendatang. Lantaran hingga pengujung 2014 pihaknya memperkirakan likuiditas perbankan akan terus mengetat.

Menurut Parwati, ketatnya likuiditas di industri perbankan akan terus berlanjut hingga akhir tahun ini, karena tren penyaluran kredit masih jauh lebih cepat ketimbang penghimpunan dana pihak ketiga (DPK). “Kalau sampai tanggal 22 Juli semuanya kondusif, harusnya bisa easing off bagi perbankan. Sekarang semua orang wait and see. Harapannya semua berjalan kondusif dan aman, terutama setelah 22 Juli. Diharapkan semua pihak menerima hasil (keputusan Komisi Pemilihan Umum) dengan baik dan rekonsiliasinya juga baik,” paparnya.

Lebih lanjut Parwati mengungkapkan, umumnya para bankir tidak akan terlalu mempersoalkan siapa pun presiden yang akan terpilih pada 22 Juli tahun ini, hanya saja mereka berharap situasi tetap kondusif guna dapat mengejar gap antara kredit dan DPK yang masih lebar. “Dengan pilpres yang kondusif, diharapkan itu bisa lebih berimbang ke depannya,” kata Parwati.

Meski likuiditas akan terus mengetat hingga akhir 2014, namun kata Parwati, hingga akhir Juni tahun ini tingkat loan to deposit ratio Bank OCBC NISP sudah berada di bawah 90 persen atau lebih rendah dari angka yang dipatok Bank Indonesia sebesar 92 persen. “Kalau OCBC NISP sendiri, LDR-nya menurun dan juga loan to funding ratio-nya sekitar 80 persen,” ucapnya.

Dia mengatakan, pada tahun ini NISP menargetkan pertumbuhan kredit di 2014 pada kisaran 15-20 persen yang dinilai masih sejalan dengan harapan BI sebesar 15-17 persen dan Otoritas Jasa Keuangan yang berkisar 16-17 persen. “Jika dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, kredit kami sudah menurun, tetapi masih positif. Target DPK kami tahun ini hampir Rp100 triliun,” imbuhnya.

Parwati menyatakan, sejauh ini pihaknya belum mengubah sejumlah target kinerja keuangan perusahaan yang telah ditetapkan dalam Rencana Bisnis Bank (RBB) 2014. “Kami rasa siapa pun pemenangnya, para pelaku pasar menginginkan usahanya bisa tetap berjalan,” tegas Parwati.

Terkait dengan pelemahan makroekonomi domestik, Parwati menilai bahwa secara umum kondisinya masih terjaga dengan baik. Namun demikian, jelas dia, OCBC NISP tetap mewaspadai dan mencermati kondisi di dalam negeri maupun global yang belum sepenuhnya pulih. “Yang pasti, kami belum akan menurunkan suku bunga,” jelasnya

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Pasar Modal Indonesia Terus Bersaing Dengan Thailand

JAKARTA-Industri pasar modal Indonesia pada 2016 dinilai kondusif meski dibayangi

Presiden Harapkan NU Garda Terdepan Membela Kepentingan Bangsa

JAKARTA-Presiden Joko Widodo mengharapkan peran Nahdlatul Ulama (NU) terus bergerak