JAKARTA-Rencana kebijakan Presiden terpilih Joko Widodo yang akan menaikkan harga BBM bersubdi agak nya perlu diimbangi dengan kenaikkan gaji buruh. “Kalau perusahaannya mampu, harusnya lebih besar dari inflasi, agar daya beli masyarakat meningkat dan akhirnya mendorong perekonomian,” kata Deputi Statistik Distribusi dan Jasa, BPS, Sasmito Hadi Wibowo, Jumat, (26/.09/2014).
Menurut Sasmito, kebijakan itu harus diikuti dengan naiknya upah buruh tahun depan. Karena itu, kenaikan gaji buruh minimal sesuai dengan inflasi tahunan. “Semakin besar kenaikan harga BBM subsidi akan diikuti dengan besarnya dorongan kepada inflasi, artinya kenaikan gaji juga minimal harus menyesuaikan,” tuturnya
Sasmito menambahkan kenaikkan harga BBM bersubsidi jelas dampak. Karena itu baru bisa ditetapkan berapa besar kenaikan gaji tahun depan. “Jadi, kalau kenaikan gaji sesuai inflasi, hanya mempertahankan daya beli,” ungkapnya.
Lebih lanjut, dia menegaskan, kewajiban itu harus dilakukan perusahaan, mengingat kenaikan BBM subsidi pasti akan menimbulkan kenaikan harga jika gaji tidak dinaikkan, kesejahteraan buruh bisa menurun dan berpotensi meningkatkan kemiskinan di Indonesia.
“Ini juga yang menjadi pembicaraan organisasi buruh internasional,” tambahnya.
Seperti, Bank Indonesia (BI) sebelumnya mengatakan, setiap kenaikan BBM subsidi sebesar Rp1.000 per liter, dampak inflasinya sebesar 1,2 persen. (ek)
