Bersiap Resesi, Tak Perlu Gaduh

Sunday 20 Sep 2020, 11 : 56 am
by
Ketua Banggar DPR RI, MH Said Abdullah

Begitu mendadaknya pengumuman PSBB dampaknya guncangan di pasar saham. Pernyataan pernyataan para pejabat dalam komunikasi publik yang kurang empatif, kurang rendah hati dan terkesan “ngeles” juga menimbulkan reaksi kegaduhan ditengah tengah masyarakat.

Tantangan kita kedepan semakin berat, turning point kita dimulai dari kenyataan angka positif covid19 tinggi, dan resesi ekonomi yang bakal beruntun di beberapa kuartal, setidaknya di kuartal II – IV 2020.

Saya mengharapkan kita semua perlu hari hati dalam membuat pernyataan dan kebijakan. Pelonggaran PSBB ibarat pedal gas, dan pengetatan PSBB adalah pedal rem. Keduanya harus tepat digunakan bila tidak ingin negara kita nabrak. Sopir dan penumpang harus kompak, meniti jalan berkelok dan tikungan tajam dalam pandemi ini.

Saya mengajak kita semua, merasapi dengan hening penggalan pidato Bung Karno pada 1 Juni 1945 ini; “Gotong-royong adalah pembantingan-tulang bersama, pemerasan-keringat bersama, perjoangan bantu binantu bersama. Amal semua buat kepentingan semua, keringat semua buat kebahagiaan semua. Holopis kuntul baris buat kepentingan bersama! Itulah Gotong Royong!”.

Sepenggal pidato Bung Karno itu bukan firman yang beliau dapatkan dari langit. Perjalanan panjangnya menapaki garis perjuangan, melintasi berbagai suku, budaya dan agama ke seantero negeri menemukan gotong royong adalah praktik budaya yang hidup ditengah tengah rakyat. Saya melihat masih ada asa, gotong royong masih hidup subur di sebagian rakyat kita.

Gotong royong perlu kita gelorakan, kita nyalakan sebagai lampu penerang bukan centang perenang dalam pandemi.

Tidak ada haters dan lovers, dinding dinding pemisah diantara kita mari kita sudahi. Pemerintah perlu terbuka dan arif terhadap masukan, kelompok kelompok masyarakat juga tidak banal dalam menyusun kritikan. Saya berharap pernyatan para pejabat juga meneduhkan, dan tidak merasa paling benar dalam tindakan.

Resesi dan pandemi kita lalui dengan kerja sama. Semua rakyat patuh pada protokol kesehatan, pemerintah terus meningkatkan kemampuan test, pelacakan, isolasi dan perawatan, serta mempersiapkan vaksin dengan baik sampai awal tahun depan. Kita juga perlu fokus optimalisasi serapan program belanja pembangunan 2020 ini.

Kita harus sepaham bahwa belanja pemerintah adalah satu satunya kontributor yang masih positif dalam menopang pertumbuhan PDB kita, selain konsumsi rumah tangga, PMTB, serta ekspor dan impor

Belanja kesehatan per 31 Agustus 2020 baru Rp. 15 triliun dari Rp. 75 triliun perlu di tingkatkan, bila melihat keadaan tingginya rakyat yang positif covid19.

Dukungan untuk sektor UMKM sebagai jantung ekonomi rakyat juga perlu di optimalkan, serapan per 31 Agustus 2020 masih Rp. 52 triliun dari Rp. 123,46 triliun. Insentif usaha, yang menyasar keringanan pajak bagi para pelaku usaha yang baru terserap Rp. 18,8 triliun dari plafon Rp. 120,61 triliun.

Untuk optimalisasi itu, seluruh jajaran penyelenggara pemerintah butuh kerja keras. Saya tahu bahwa bekerja ditengah pandemi tidak mudah.

Terdapat keterbatasan ruang gerak, termasuk keterbatasan personil serta daya dukung. Oleh sebab itu, alokasikan seluruh daya dan pikiran untuk mencapai key performance indicator yang sudah ditetapkan.

Beberapa sektor yang potensial winner seperti sektor primer pertanian, perkebunan dan kelautan dan industri turunannya butuh terus digenjot.

Memperbaiki kinerja ekspor juga perlu ditingkatkan, meskipun tidak mudah tetapi peluangnya tetap ada, terutama sektor pangan, industri alat alat kesehatan, sektor sektor lainnya yang potensial. Terakhir, ada banyak pekerjaan rumah yang harus kita selesaikan. Tidak ada manfaatnya untuk gaduh, songsong hari hari dengan kerja, kerja dan kerja.

Penulis adalah Ketua Badan Anggaran DPR yang Juga Ketua DPP PDI Perjuangan Bidang Perekonomian

Catatan Redaksi: Opini Ini Telah Dimuat di Jawa Pos

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

JASS Bagi Dividen Rp 378/Saham, CASS Kebagian Rp 97,6 Miliar

JAKARTA – Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Jasa

Forum Indonesia 2050 : Katakan Tidak Kepada Fundamentalisme

JAKARTA-Bangsa Indonesia harus berani mengatakan tidak kepada fundamentalisme dalam bentuk