BI-IMF: Pembiayaan Infrastruktur Dapat Atasi Masalah Pembangunan

Wednesday 2 Sep 2015, 12 : 21 pm
by

JAKARTA-Persoalan pembiayaan menjadi permasalahan utama dalam pembangunan, khususnya di tengah gejolak ekonomi saat ini. Bagi kawasan Asia, pembangunan infrastruktur dianggap sebagai salah satu kunci peningkatan pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan. Oleh sebab itu, upaya mencari jalan dan bentuk pembiayaan tersebut menjadi penting.

Demikian intisari konferensi internasional yang diadakan oleh Bank Indonesia (BI) dan Dana Moneter Internasional (IMF) yang bertema “The Future of Asia’s Finance” di Jakarta, Selasa (2/9).

Dalam sambutan pembukanya, Gubernur BI, Agus D.W Martowardojo, menegaskan keseriusan Pemerintah Indonesia dalam membangun infrastruktur dan konektivitas antar daerah. Tentunya hal ini membutuhkan pembiayaan yang besar, yang telah diupayakan melalui berbagai langkah, antara lain seperti pengurangan subsidi bahan bakar minyak (BBM) sehingga memberi ruang fiskal yang cukup, hingga kerjasama dalam skema private public partnership (PPP).

Gubernur BI mengingatkan bahwa salah satu bentuk tantangan perekonomian adalah sulitnya mendapatkan pembiayaan guna mengatasi celah pembiayaan infrastruktur (infrastructure gap). Selain itu, peran pendalaman pasar keuangan (financial deepening) dan inklusi keuangan (financial inclusion) juga penting dalam menjaga stabilitas sistem keuangan dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih luas dan inklusif. Konferensi hari ini diharapkan dapat memberi masukan, kontribusi, dan solusi, atas berbagai masalah tersebut.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Pelaksana IMF, Christine Lagarde, juga memberikan apresiasi kepada Indonesia atas upayanya menjaga stabilitas perekonomian dalam kondisi ekonomi global yang penuh ketidakpastian. Lagarde mengingatkan bahwa kebijakan ekonomi harus disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing negara, sehingga tidak bisa disamakan. Namun secara garis besar, ada lima hal yang perlu tetap dijaga dalam kondisi saat ini, yaitu: pertama, memperkuat baris pertahanan pemerintah melalui kebijakan fiskal; kedua, mengendalikan pertumbuhan kredit agar tidak terlalu berlebihan; ketiga, menjaga fluktuasi nilai tukar; keempat, menjaga kecukupan cadangan devisa, dan kelima, membangun pengawasan dan pengaturan sektor keuangan yang solid. Untuk itu, Lagarde juga mengingatkan pentingnya Pemerintah di setiap negara berpegang pada 4-I, yaitu Inovasi, Integrasi, Infrastruktur, dan Inklusifitas.

Pembahasan dalam konferensi BI-IMF hari ini dibagi menjadi tiga subtema, yaitu Financing for Development, Mobilizing Resources for Development, dan Financial Deepening and Inclusion.

Bertindak sebagai panelis adalah tokoh-tokoh pemerintahan dan lembaga di Asia, antara lain Menteri Keuangan Republik Indonesia, Bambang Brodjonegoro; Ketua Dewan Komisioner OJK, Muliaman D. Hadad; Deputy Governor dari Reserve Bank of India, Urjit Patel; dan Deputy Governor dari Bank of Japan, Hiroshi Nakaso. Selain itu, konferensi dihadiri pula oleh berbagai lembaga bidang ekonomi dan pelaku pasar keuangan.

Diskusi diharapkan dapat menghasilkan pandangan yang cukup luas mengenai upaya mendorong pertumbuhan ekonomi dan mempertahankan keberlanjutan perekonomian di Asia, khususnya Indonesia.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Buntut Congor ‘Bau” Rocky Gerung, PDI Perjuangan Tempuh Jalur Hukum

JAKARTA-PDI Perjuangan mengutuk keras pernyataan Rocky Gerung yang menggunakan kata-kata

Puan Desak Israel Hentikan Agresi Militer di Aksi Bela Palestina

JAKARTA-Ketua DPR RI Puan Maharani menghadiri Aksi Bela Palestina yang