JAKARTA-Hasil Survei Penjualan Eceran Bank Indonesia (BI) pada bulan Juli 2013 mengindikasikan melambatnya pertumbuhan konsumsi masyarakat. Hal ini tercemin pada melambatnya pertumbuhan bulanan indeks penjualan riil dari 8,3% (mtm) pada bulan Juni 2013 menjadi 5,7% (mtm) pada Juli 2013. Sejalan dengan itu, pertumbuhan tahunan indeks penjualan riil juga melambat dari 14,9% (yoy) pada Juni 2013 menjadi 9,1% (yoy) pada Juli 2013. Perlambatan terjadi di semua komoditas kecuali komoditas yang terkait pola musiman lebaran seperti Perlengkapan Rumah Tangga, Barang Budaya dan Rekreasi serta Sandang.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Difi Ahmad Johansyah mengatakan survei mengindikasikan perlambatan konsumsi masyarakat masih berlanjut pada Agustus 2013. Indeks penjualan eceran riil hanya tumbuh 2,0% (mtm) atau 1,1% (yoy). Perlambatan terjadi di semua komoditas setelah berakhirnya pola musiman lebaran.
Survei juga mengindikasikan menurunnya tekanan kenaikan harga dari sisi permintaan pedagang pada 3 bulan ke depan (Oktober 2013). Hasil survei menunjukkan penurunan tajam indeks ekspektasi harga pada 3 bulan ke depan sebesar 5,7% pada Juli 2013 dibandingkan kenaikan indeks sebesar 9,4%. Penurunan tersebut dipengaruhi penurunan harga-harga setelah bulan puasa dan Idul Fitri, serta perbaikan pasokan dari distribusi bahan pangan. Survei juga menunjukkan indeks kenaikan harga untuk 6 bulan ke depan (Januari 2014) cukup rendah, yaitu 0,8% pada survei Juli 2013, dibandingkan kenaikan 10,2% pada survei bulan Juni 2013.
Hasil dari survei tersebut, sejalan dengan asesmen makroekonomi bank sentral. Inflasi akan rendah dan kembali normal mulai September 2013, sementara pertumbuhan ekonomi cenderung melambat. Demikian pula, defisit transaksi berjalan akan menurun pada triwulan III-2013 dibandingkan triwulan II-2013 yang lalu.