BI Rate Diprediksi Tetap 7,5%

Wednesday 8 Jan 2014, 3 : 52 pm
by

JAKARTA-Bank Indonesia (BI) diperkirakan masih akan menahan suku bunga acuan atau BI Rate di level 7,5%. Hal ini disebabkan masih gencarnya isu global yang terjadi di Amerika Serikat (AS).  “Dengan adanya isu global yang terjadi di Amerika Serikat (AS) dan catatan makro ekonomi domestic yang belum membaik, saya perkirakan BI masih akan mempertahankan BI Rate di level 7,5%,” ujar pengamat perbankan Paul Sutaryono di Jakarta, Rabu (8/1).

BI akan menggelar Rapat Dewan Gubernur (RDG) bulanan pada Kamis (9/1). Salah satu keputusan yang akan diambil bank sentral dalam RGD ini adalah menetapkan besaran BI Rate Januari 2014.

Menurutnya, isu-isu global masih akan menjadi perhatian BI dalam memutuskan kebijakan moneter, terutama terkait dengan pergantian Chairman Federal Reserve AS dan sejumlah kebijakan moneter global yang seiringan dengan membaiknya perekonomian Eropa dan AS.“BI sampai saat ini masih menanti tindak lanjut pergantian Gubernur The Fed yang baru. Jadi, menurut saya BI Rate masih akan tetap atau tidak berubah pada level 7,5%,” ujarnya.

Paul menambahkan, selain adanya faktor global, perkiraan ditahannya BI Rate di angka 7,5% tersebut juga dipengaruhi pada sejumlah catatan positif indikator makroekonomi dan kegiatan transaksi internasional.

Dia menjelaskan, pada beberapa bulan terakhir, tren inflasi terus melandai, defisit neraca transaksi berjalan terus mengecil dan terjadinya surplus neraca perdagangan. Dimana hal tersebut dinilai akan menjadi alasan BI untuk tidak mengubah kebijakan suku bunganya. “Inflasi melandai, meski nilai tukar Rupiah masih melemah terhadap dollar AS, namun diperkirakan BI Rate akan tetap ditahan oleh Bank Indonesia,” tutup Paul.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

BPJAMSOSTEK Tampil Prima Selama Pandemi Dengan Transformasi Layanan

JAKARTA – BPJS Ketenagakerjaan (BPJAMSOSTEK) menjadikan momen penghujung tahun 2020 ini

Fluktuasi Harga Tambang Internasional Pengaruhi HPE

JAKARTA-Fluktuasi harga internasional mempengaruhi penetapan harga patokan ekspor (HPE) produk