BI Rate Kembali Ditahan di Level 7,5%

Tuesday 7 Oct 2014, 5 : 37 pm
by
Ilustrasi

JAKARTA-Rapat Dewan Gubernur (RGD)  Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk mempertahankan BI Rate atau suku bunga acuan sebesar 7,5%, dengan suku bunga Lending Facility dan suku bunga Deposit Facility masing-masing tetap pada level 7,5 % dan 5,75%.

Dengan demikian, sudah 12 bulan, BI Rate bertahan di level tersebut.

“Kebijakan tersebut konsisten dengan upaya untuk mengarahkan inflasi menuju ke sasaran 4,5 % plus minus 1 persen pada 2014 dan 4 % plus minus 1 % pada 2015, serta menurunkan defisit transaksi berjalan ke tingkat yang lebih sehat,” papar Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Tirta Segara di Jakarta, Selasa (7/10).

BI kata dia menilai bahwa proses penyesuaian struktur perekonomian ke arah yang lebih seimbang masih terus berlangsung dengan ditopang stabilitas makroekonomi yang tetap terjaga.

“Ke depan, masih terdapat sejumlah risiko dari eksternal dan domestik yang perlu diwaspadai,” kata Tirta sembari menyebutkan bahwa risiko tersebut bisa bersumber dari normalisasi kebijakan The Fed AS maupun potensi peningkatan inflasi dari komponen administered price.

Dengan demikian, lanjut Tirta, BI akan terus memperkuat bauran kebijakan moneter dan makroprudensial serta kebijakan untuk memperkuat struktur perekonomian domestik.

Bahkan, jelas dia, BI juga akan meningkatkan koordinasi kebijakan dengan pemerintah dalam pengendalian inflasi dan defisit transaksi berjalan, agar proses penyesuaian ekonomi dapat berjalan baik dengan tetap menjaga pertumbuhan ekonomi yang  sustainable ke depan.

Sebelumnya, pengamat perbankan dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Paul Sutaryono meyakini bahwa BI akan kembali mempertahankan BI Rate di level 7,5 persen, seiring bakal melonjaknya inflasi ke depan pasca kenaikan harga BBM bersubsidi.

“BI akan tetap mempertahankan BI Rate pada level 7,5 persen. Level ini cukup baik untuk menahan laju sudden reversal ketika US$ menguat, sementara rupiah melemah,” papar Paul di Jakarta, Selasa ,”ujar Paul di Jakarta, Selasa (7/10).

Lebih lanjut Paul mengatakan, meski wacana kenaikan harga BBM besubsidi pada November 2014 semakin menguat dan bakal mendorong laju inflasi, namun BI dipastikan akan tetap mempertahankan tingkat suku bunga.

Perlu diketahui, inflasi September 2014 sebesar 0,27 persen (month-to-month) dan inflasi secara year-on-year mencapai 4,53 persen.

Paul menilai, kebijakan BI untuk tetap mempertahankan suku bunga sebesar 7,5 persen diyakini akan mampu menghadapi potensi sudden reversal di tengah menguatnya dolar AS.

“Level ini (7,5 persen) cukup baik untuk menahan laju sudden reversal ketika US$ menguat, sementara rupiah melemah,” papar Paul.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Ganjar: Pengurus Ranting Ujung Tombak Pemenangan

JAKARTA-Bakal Calon Presiden (Capres) 2024 yang diusung PDI Perjuangan (PDIP)

Pemerintah Siapkan Dana Cadangan Bagi Kementerian Baru

JAKARTA – Pemerintah akan menyiapkan dana cadangan operasional guna mendukung kegiatan