BI Rate Naik ke Level 7,75%

Tuesday 18 Nov 2014, 6 : 45 pm
by
ILustrasi

JAKARTA-Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) memutuskan menaikan suku bunga acuan atau BI Rate sebesar 25 bps menjadi 7,75% setelah 13 bulan lamanya bertengger di level 5,755.

Selain itu, suku bunga Lending Facility naik sebesar 50 bps menjadi 8,00%, sementara suku bunga Deposit Facility tetap pada level 5,75%.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Tirta Segara mengatakan kenaikan suku bunga acuan ini memperkuat bauran kebijakan dalam merespon kebijakan reformasi subsidi BBM yang ditempuh Pemerintah.

Kenaikan BI Rate ditempuh untuk menjangkar ekspektasi inflasi dan memastikan bahwa tekanan inflasi pasca kenaikan harga BBM bersubsidi tetap terkendali, temporer, dan dapat segera kembali pada lintasan sasaran yaitu 4±1% pada tahun 2015.

“Kebijakan tersebut juga konsisten dengan kemajuan dalam mengelola defisit transaksi berjalan ke arah yang lebih sehat. Pelebaran koridor suku bunga operasi moneter dimaksudkan untuk menjaga kecukupan likuiditas dan mendorong pendalaman pasar keuangan,” jelasnya di Jakarta, Selasa (18/11).

Bank sentral mempersiapkan penyesuaian kebijakan makroprudensial guna memperluas sumber-sumber pendanaan bagi perbankan sekaligus mendukung pendalaman pasar keuangan serta mendorong penyaluran kredit ke sektor-sektor produktif yang prioritas.

Kebijakan ini antara lain meliputi perluasan cakupan definisi simpanan dengan memasukkan surat-surat berharga yang diterbitkan bank dalam perhitungan LDR dalam kebijakan GWM-LDR dan pemberian insentif untuk mendorong penyaluran kredit UMKM.

Disamping itu jelasnya, BI juga memperkuat kebijakan sistem pembayaran untuk mendukung kelancaran dan perluasan penyaluran program-program bantuan dari Pemerintah kepada masyarakat guna mengurangi dampak kenaikan harga BBM melalui penggunaan uang elektronik dan implementasi Layanan Keuangan Digital (LKD).

Langkah selanjutnya kata dia BI melanjutkan stabilisasi nilai tukar rupiah sesuai kondisi fundamentalnya.

Kebijakan reformasi subsidi BBM diyakini dapat memperkuat konfiden pasar dan perbaikan transaksi berjalan sehingga akan lebih kondusif pada pergerakan nilai tukar Rupiah ke depan.

“BI menyakini bahwa penguatan bauran kebijakan serta koordinasi yang erat dengan Pemerintah mampu menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan serta mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan,” tuturnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Skema KUR Lebih Ringan, Bunga Dan Angsuran Dibayar Setelah Panen

MADIUN-Sistem kredit usaha rakyat (KUR) yang baru untuk para petani

Hatta: Pengabdian Terbaik Saya kepada Indonesia

JAKARTA-Mantan Mentri Kordinator Perekonomian, Hatta Rajasa menyampaikan ucapan terima kasih