BI Yakin Neraca Transaksi Membaik

Friday 1 Mar 2013, 9 : 57 am
by

JAKARTA-Bank Indonesia (BI) memperkirakan nilai transaksi berjalan di kuartal I-2013 jauh lebih baik dari kuartal IV- 2012. Indikasinya terlihat dari pertumbuhan ekspor ke sejumlah negara maju  pada Januari dan Februari 2013 yang memperlihatkan trend positif.  “Awal kuartal pertama tahun ini, ekspor ke negara besar sudah mulai positif, sedangkan impor sedikit menurun,” kata Kepala Biro Riset Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI, Juda Agung di Kompleks Perkantoran BI Jakarta, Jumat (1/3)

Menurut Juda, pada awal Kuarta I -2013 ekspor Indonesia ke China sudah mencapai 10 persen, Amerika Serikat 12 persen dan India 16 persen. “Membaiknya ekspor ini akan mempengaruhi transaksi berjalan di Kuartal I-2013,” imbuh dia.

Juda berharap, pada Kuartal I tahun ini,  Indonesia bisa mengalami surplus transaksi berjalan yang dipicu oleh membaiknya perekonomian di tataran global. “Kalau angkanya (terkait surplus atau minus) nanti akan disebutkan. Tetapi, dia (transaksi berjalan) akan jauh lebih baik dibanding Kuartal IV (2012) yang minus 2,6 persen,” kilah dia.

Menyinggung soal inflasi Februari 2013 yang mencapai 0,75 persen, Juda mengaku angka tersebut masih sesuai dengan perkiraan inflasi yang ditetapkan BI.  Berdasarkan perkiraan BI, inflasi Februari 2013 akan berada di kisaran 0,7 persen.  “Inflasi sudah sesuai dengan prediksi. Sebelumnya kami prediksi 0,72 persen,” kata Juda.

Lebih lanjut, Juda menjelaskan, inflasi bulanan yang terjadi Februari 2013 lebih disebabkan oleh kenaikan harga 13 komoditas pangan, terutama sayur-mayur. Dengan demikian, lanjut dia, inflasi lebih bersifat temporer dan akan kembali menurun pada bulan-bulan selanjutnya. “Ada 13 komoditas yang mengalami inflasi, sifatnya temporer lebih diakibatkan oleh volatile food,”  jelas dia.

Kendati demikian, dia yakin Kementerian Pertanian dan Kementerian Perdagangan memiliki upaya solutif untuk mengendalikan inflasi yang besarannya tidak terlalu tinggi tersebut. Inflasi yang terjadi  di Februari 2013, karena terkait dengan sejumlah kebijakan yang diterapkan pemerintah. “Jika peningkatan angka inflasi terjadi berlarut-larut dan menciptakan kejutan-kejutan, pemerintah perlu untuk me-review beberapa kebijakan yang sedang berlaku. Yang perlu dilihat, kalau terjadi shock, maka perlu di-review secara reguler. Tetapi, (saat ini) secara fundamental inflasi terkendali,”  pungkas dia.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

RUPSLB BSI, Sepakati Perubahan Susunan Dewan Komisaris

JAKARTA-PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) sebagai bank syariah terbesar

Sayembara Design IKN, PUPR: Ada 755 Pendaftar, 292 Karya Lolos Sementara

JAKARTA-Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) secara resmi telah