BOPLBF Dorong Labuan Bajo Jadi ‘Bali Baru’ Destinasi Wisata Kelas Dunia

Tuesday 7 May 2019, 12 : 58 am
by
Direktur Utama BOP LBF, Shana Fatina

LABUAN BAJO-Badan Otoritas Pariwisata Labuan Bajo Flores (BOPLBF) mendorong Labuan Bajo di Kabupaten Manggarai Barat (Mabar), Flores, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) menjadi ‘Bali Baru” destinasi berkelas dunia. Hal ini untuk mendukung terwujudnya destinasi alternatif selain Bali.

“Saat ini, kami sedang bekerja menjadikan Labuan Bajo sebagai ikon wisata ‘Bali Baru’. Kita pengen Labuan Bajo Flores, secepatnya menjadi destinasi kelas dunia,” ujar Direktur Utama BOPLBF Shana Fatina disela-sela acara Lounching startup digitalisasi UKM di Hotel Exotic, Labuan Bajo, Sabtu,(04/05) lalu.

Shana mengaku, upaya mewujudkan wisata kelas dunia tidak mudah. Salah satu tantangan terberat BOPLBF yakni, membangun sinergitas secara simultan dengan berbagai elemen dalam rangka penyelarasan daya serap masyarakat pariwisata agar dapat jalan beriringan. Kendati demikian Shana tetap optimis akan terwujudnya hal itu.

Karena itu, perlu strategi dan sinergi antar berbagai pemangku kepentingan. Tiga unsur utama pendukung pariwisata yakni 3A atraksi, amenitas, dan aksesibilitas
“Kami nggak mau pariwisata di Labuan Bajo berkembang cepat tapi masyarakatnya ketinggalan,” ungkap Shana.

Karenanya, pada pelaksanaan nantinya , BOP akan mengintegrasikan seluruh program perencanaan yang sudah dibuat dengan melibatkan stakeholder dan masyarakat dengan menjunjung tinggi kearifan lokal.

Integrated Tourism Master Plan, merupakan acuan bagi para pihak lebih khusus pegiat pariwisata, budaya dan lingkungan di berikan kesempatan memberi masukan dengan tujuan agar program yang diimplementasikan jadi tepat sasaran dan bermanfaat bagi masyarakat pariwisata di Manggarai Barat.

“Kita ingin menjadikan master plan ini tidak hanya sekedar dokumen, tetapi ini harus segera menjadi action plan yang segera kita tindaklanjuti di lapangan secara bersama,” jelasnya.

Sementara itu, sumber keuangan yang dipakai BBOPLBF saat ini berasal dari dana APBN Kementrian Pariwisata. Karenanya, sebagai satuan kerja perpanjangan tangan kementerian, pihaknya harus segera melakukan langkah percepatan menuju Badan Layanan Umum.

Hal ini dianggap penting agar proses percepatan pembangunan dapat dilaksanakan lebih baik secara mandiri tanpa menunggu lama.

“Karena kita masih dihitung sebagai satker kementrian pariwisata, tetapi setelah kita jadi Badan Layanan Umum (BLU), kita akan bisa menggalang dana dari mitra atau dari BUMN atau dari mana pun juga,” jelasnya.

Dalam master plannya, BOP LBF akan mengelola 400 hektar lahan bowosie dalam rangka pengembangan Pariwisata.

Dari total 400 hektar lahan yang akan dikelola BOPLBF, terdapat 135 hektar lahan sedang dalam proses mengurus ijin (HPL). Demikianpun dengan 264 Ha lahan lainnya, akan diajukan Izin Usaha Pemanfaatan Jasa Lingkungan (IUPJL).

Tetkait lahan untuk HPL sesuai master plan, terdiri dari 83 hektar di Desa Gorontalo dan 53 hektar di Desa Nggorang, Kecamatan Komodo.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Pertumbuhan Ekonomi Butuh Infrastruktur yang Saling Terhubung

JAKARTA-Di tengah tekanan global saat ini, kita perlu terus mendorong
Aksi Bela Rocky Gerung Harus Pakai Akal Sehat

TPDI: Laporan Adhie Massardi ke KPK Bak Sampah Daur Ulang

JAKARTA- Presidium Poros Nasional Pemberantasan Korupsi (PNPK) yang dimotori Adhie