JAKARTA-Bursa AS kemarin bergerak mixed dan ditutup menguat tipis 0.11% akibat investor wait and see terhadap sejumlah data AS. Beberapa data yang akan dicermati minggu ini antara lain data nonfarm payroll, trade balance, dan juga Indeks Non Manufaktur atau jasa. Pengamat valas PT Samuel Sekuritas, Lana Soelistianingsih mengatakan pasar juga akan mencermati pernyataan Yallen yang direncanakan berbicara dalam konferensi International Monetary Fund di Washington. EIDO kemarin melemah 0.27%, yang merupakan pelemahan dalam 7 hari berturut-turut. “Sementara itu, rata-rata harga metal melemah 0.2%, namun Nikel menguat 0.64%,” ujar lana seperti dikutip dari laman samuel.co.id di Jakarta, Senin (30/6).
Lana menjelaskan bursa Asia Senin pagi (30/6) dibuka menguat tipis sekitar 0.2%, juga akibat aksi wait and see seperti halnya yang terjadi dengan bursa AS. “Sementara itu, setelah menguat 0.86% Jumat kemarin, Rupiah pagi ini melemah sekitar 0.17% ke level Rp12,015/US$,” kata Lana dalam riset hariannya.
Bank Indonesia (BI) juga menyatakan salah satu penyebab pelemahan Rupiah karena semakin ketatnya persaingan Pemilu. “Pada perdagangan di akhir semester satu ini, kami memperkirakan IHSG akan bergerak flat seiring sentimen Pemilu dan juga aksi wait and see terhadap sejumlah data di AS dan pernyataan Yallen,” pungkasnya.