Daeng: Kenaikan Harga Listrik Merampas Hajat Hidup Rakyat

Friday 5 May 2017, 1 : 53 am
by
ilustrasi

JAKARTA-Ekonom Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI), Salamuddin Daeng menilai kebijakan pemerintah menaikan harga listrik langsung memukul kehidupan lebih dari 17 juta rumah tangga atau sekitar 70 juta penduduk Indonesia yang terdampak langsung.

Kelompok masyarakat ini sebagian besar adalah kelompok rentan kemiskinan.

Lebih jauh lagi kebijakan kenaikan tarif dasar listrik ini akan memicu inflasi terutama menjelang bulan puasa.

“Pemerintahan sekarang ini bagaikan algojo. Hanya dalam tiga bulan menteri ESDM menaikkan harga listrik secara bertubi tubi,” ujar Daeng di Jakarta, Kamis (4/5).

Daeng menilai, kebijakan Menteri ESDM ini telah memperlihatkan dirinya sebagai eksekutor paling efektif dalam menghabisi, memenggal hajat hidup rakyat.

“Kali ini menteri ESDM memberikan kado kepada buruh dengan menaikkan kembali tarif listrik,” terangnya.

Peraturan Menteri ESDM Nomor 28 Tahun 2016 tentang tarif tenaga listrik PT PLN (Persero) kembali menaikkan tarif lstrik 30%.

Ini adalah kado paling menyakitkan bagi buruh yang tengah merintih akibat sistem upah murah.

Bayangkan hanya dalam tiga bulan sejak Januari 2017 sudah harga listrik 900 VA telah dinaikkan hinga 100%.

Ini adalah tingkat kenaikan yang terbesar  sepanjang sejarah yang pernah dijalankan oleh pemerintah.

Apalagi, kebijakan ini dijalankan ditengah kondisi ekonomi melemah, pengangguran meningkat dan kemiskinan serta ketimpangan ekonomi yang semakin parah.

Menurut Daeng, kebijakan kenaikan harga listrik ini langsung memukul kehidupan lebih dari 17 juta rumah tangga atau sekitar 70 juta penduduk Indonesia yang terdampak langsung.

Kelompok masyarakat ini sebagian besar adalah kelompok rentan kemiskinan.

Lebih jauh lagi kebijakan kenaikan tarif dasar listrik ini akan memicu inflasi terutama menjelang bulan puasa.

“Apa landasan kebijakan kenaikan TDL? Bukankah harga minyak dan BBM turun? Bukankah harga gas turun? Bukankah harga batubara juga turun? Apa dasar kenaikan TDL ? Apakah ada  kenaikan daya beli rakyat?, apakah ada kenaikan pendapatan rakyat?, bukankah pendapatan dan daya beli petani dan buruh terus menurun dalam 2 tahun terakhir,” ujarnya dengan nada tanya.

Daeng mengatakan tarif listrik harus naik untuk memenuhi keinginan investor listrik, perusahaan listrik yang menjual listrik pada PLN dan para pebisnis pulsa listrik.

Dengan kenaikan harga listrik, maka mafia listrik akan tambah kaya.

Sementara sisi lain, rakyat akan terkena dampak. Kebijakan ini akan memicu inflasi yang semakin tinggi.

Bahkan kenaikan harga-harga menjelang puasa akan semakin menggila.

“Ini adalah kebijakan paling sadis  menjelang bulan puasa yang mengntungkan para taipan dan merugikan rakyat,” imbuhnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Forum Academia NTT: Vonis Ahok Bentuk Pengkhianatan

KUPANG-Forum Academia NTT menyampaikan surat pernyataan sikap menolak keputusan vonis hakim

TPP: Ancaman Terhadap Akses Obat Murah

JAKARTA-Pemerintah Indonesia harus meninjau ulang keputusannya bergabung ke dalam Perjanjian