Data Penjualan Ritel AS Mengecewakan

Wednesday 30 Oct 2013, 9 : 12 am
by

JAKARTA-Data penjualan ritel dan indeks keyakinan konsumen AS semalam (Selasa,29/10) diumumkan mengecewakan, jauh di bawah harapan pasar. Penjualan ritel September yang diperkirakan tidak banyak berubah ternyata melambat -0.1%. Sementara itu indeks keyakinan konsumen AS bulan Oktober diumumkan hanya 71.2, juga jauh di bawah perkiraan yang 75.

Analis valas PT Samuel Sekuritas, Lana Soelistianingsih mengatakan buruknya data ekonomi direspon oleh aksi beli di pasar saham dini hari tadi. Dow Jones dan S&P500 sama-sama menguat 0.72% dan 0.56%. Sesaat sebelumnya, pasar saham di Eropa juga ditutup di zona hijau. Akan tetapi menjelang pengumuman FOMC meeting besok, Dollar Index menguat sehingga memaksa mata uang utama lainnya terkoreksi. Pasar saham Asia juga masih diliputi oleh sedikit optimisme penundaan tapering sampai sore hari kemarin. Beberapa bursa saham seperti Hang Seng dan SET Thailand ditutup menguat. Akan tetapi Jakarta Composite Index, Kuala Lumpur Composite Index dan KOSPI terkoreksi cukup dalam kemarin. “Pagi ini indeks TOPIX dan Nikkei 225 sama-sama dibuka menguat. Hasil buruk data AS sepertinya masih menularkan optimisme walaupun kekhawatiran terhadap kejutan dari the Fed akan membatasi penguatan,” jelas dia.

Kurs spot mulai beranjak naik dari titik nyamannya di bawah 11,000 walaupun kurs NDF masih bergerak di kisaran 10,950. Kurs JISDOR Bank Indonesia terlihat naik tipis sore kemarin ke 11,076. Walaupun tingkat imbal hasil obligasi masih turun di kebanyakan tenor, tenor 10 thn mengalami koreksi kemarin. Tingkat imbal hasilnya naik 10bps ke 7.098. Pagi ini kurs spot dibuka di 11,103.

Perekonomian Indonesia

Kemarin pemerintah berhasil menjual IDR429 bln obligasi sukuk setelah menerima tawaran masuk sebesar IDR1.99tln. Dari total, pemerintah menjual IDR415bln untuk tenor 30 thn dengan rata-rata kupon 8.36% dan IDR14bln sisanya di tenor 7 thn dengan kupon 7.1%. Sebagai perbandingan, di pasar, tingkat imbal hasil obgliasi sukuk 30 thn berada di kisaran 8.42%.

Sementara itu pemerintah berencana menerbitkan obligasi berdenominasi Yen dan juga Euro tahun depan. Jumlahnya diperkirakan bisa mencapai USD6bln menurut pernyataan Kementrian Keuangan. Dengan tren peningkatan tingkat suku bunga dollar, strategi tersebut cukup wajar melihat suku bunga di Eropa dan Jepang yang sepertinya masih akan dipertahankan rendah mengingat pemulihan ekonomi yang masih belum datang.

Tenor pendek masih diwarnai aksi beli kemarin. Akan tetapi terlihat tingkat imbal hasil bergerak naik khususnya pada tenor 10 tahun. Pasar global juga masih diwarnai oleh optimisme. Ditundanya tapering telah membuat kepercayaan diri investor meningkat tajam. Tingkat imbal hasil obligasi di AS, Jerman dan Jepang juga masih terus turun. Di kawasan, tingkat imbal hasil obligasi Philipina juga masih turun. Selain hasil FOMC dini hari nanti, investor juga akan fokus pada data inflasi yang akan dimumkan lusa.  (SSI Fixed Income Department)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Pengelola TV Dituntut Jaga Moralitas Bangsa

JAKARTA-Presiden Joko Widodo berpesan, agar media-media televisi baik swasta maupun

Selesai Cuti, Ahok Bereskan Banjir di Kampung Kandang

JAKARTA-Lagi-lagi permasalahan pemukiman padat yang dijumpai Basuki Tjahaja Purnama adalah