Daya Beli Jadi Tantangan, MRAT Jaga Trend Laba Pada Semester II 2020

Friday 28 Aug 2020, 7 : 07 pm
by
Mustika Ratu

JAKARTA – PT Mustika Ratu (MRAT) membukukan laba bersih Rp1,45 Miliar pada semester I-2020.

Laba tersebut diperoleh dari penjualan bersih sebesar Rp134,09 Miliar sepanjang semester I-2020.

“Terdapat kenaikkan penjualan bersih 3,6% dibanding dengan periode yang sama ditahun sebelumnya walaupun dalam keadaan pandemi,” kata Direktur Keuangan PT Mustika Ratu, Jodi Andrea Suryokusumo usai RUPS 2019 dan paparan publik 2020 di Sultan Hotel & Residen, Jakarta, Jumat (28/8/2020).

RUPS tersebut dihadiri pula, Komisaris Djoko Ramiadji, Haryo Tedjo Baskoro, Komisaris Independen FG Winarno dan Dorodjatun Sanusi dan Ketua Dewan Penasehat Putri Kus Wisnu Wardhani.

Selain itu juga Presiden Direktur Bingar Egidius Situmorang.

Ditanya soal target laba semester II-2020 yang penuh tantangan, karena anjloknya daya beli masyarakat, Jodi mengaku menerapkan sejumlah strategi guna mempertahankan kinerja keuangan.

“Secara trend laba bersih, tentu kita akan terus menjaga, agar lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya,” tambahnya.

Jodi mengakui sejumlah produk diversifikasi menjadi unggulan dalam penjualan. Misalnya, Healthcare, Handsanitizer, Disinfektan dan supplemen kesehatan.

“Kontribusinya cukup tinggi, namun angka pasti belum bisa disebutkan. Tunggu saja, nanti pada laporan semester II-2020,” ujarnya.

Oleh karena itu, lanjut Jodi, pihaknya terus menggenjot produk-produk dengan harga terjangkau di masyarakat. Ada dua target market yang cukup bagus.

“Makanya, kita menggandeng Indofarma, Tbk, salah satu pemain besar di bidang healthcare, kerjasama saling melengkapi ini akan sangat menguntungkan dua belah pihak.”

Disisi lain, Jodi menjelaskan MRAT berhasil mencatatkan laba bersih pada Desember 2019 sebesar Rp132 juta, tumbuh 106% dibanding dengan periode sebelumnya yang mencatatkan kerugian sebesar Rp2,26 Miliar.

Laba tersebut diperoleh dari penjualan bersih sebesar Rp305,2 miliar.

“Jumlah tersebut tumbuh 1,55% dibandingkan dengan tahun sebelumnya,” ucapnya.

Menurut Jodi, pertumbuhan penjualan ini masih didorong oleh pertumbuhan penjualan domestik sebesar 1%, serta pertumbuhan penjualan ekspor sebesar 30%.

Beban pokok penjualan berhasl ditekan sebesar 4,3% dibanding tahun 2018. ***

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Kawasan Industri Teluk Bintuni Ditargetkan Serap Investasi USD 800 Juta

JAKARTA-Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mengakselerasi pengembangan kawasan industri di luar

OJK Targetkan Merger Reasuransi BUMN di 2014

JAKARTA-Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berencana akan melakukan merger perusahaan reasuransi