JAKARTA-Sejumlah emiten masih mengandalkan penjualan obligasi guna mencari dana di pasar modal.Ada sekitar delapan perusahaan yang menyatakan akan menerbitkan surat utang. “Total emisinya sampai Rp 13 triliun,” kata Direktur Penilaian Perusahaan BEI, Hoesen di Jakarta, Selasa (8/4).
Adapun Delapan perusahaan antara lain, PT Indomarco Prismatama (Indomaret), PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT), Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI). Lalu, PT Astra Sedaya Finance (ASF), PT Sarana Multigriya Finansial (SMF), PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI), dan PT Bank UOB Indonesia.
Sementara itu, , Managing Director PT Danareksa Sekuritas, Iman Hilmansah menegaskan penerbitan obligasi lebih dipilih karena memiliki beberapa keuntungan dibanding sumber pendanaan lainnya. Itu misalnya, dibandingkan dengan pinjaman bank, periode jatuh tempo obligasi lebih panjang.
“Mereka (emiten) pun tidak harus membayar principal (cicilan pokok utang) setiap tahun, hanya kupon saja,” jelas Iman.
Lebih jauh kata Iman, emiten bisa melakukan pemetaan mengenai arus dana (cash flow) perusahaan. Sedangkan jika melalui penerbitan saham, prosesnya lebih lama.
Dari sisi penyerapan, menurut Iman, banyak investor yang memburu instrumen surat utang korporasi. Misalnya, manjer investasi, dana pensiun, dan perusahaan asuransi yang membutuhkan divesifikasi penempatan dana. (ek)