Ekonomi Indonesia Triwulan II-2014 Tumbuh 5,12%

Tuesday 5 Aug 2014, 6 : 05 pm
by
Ilustrasi

JAKARTA-Perekonomian Indonesia yang diukur berdasarkan besaran Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga berlaku pada triwulan II-2014 mencapai Rp2.480,8 triliun, sedangkan PDB atas dasar harga konstan 2000 mencapai Rp724,1 triliun.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diukur berdasarkan kenaikan Produk Domestik Bruto (PDB) pada triwulan II-2014 dibanding triwulan I-2014 mencapai 2,47 persen (q-to-q) dan apabila dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun 2013 mengalami pertumbuhan 5,12 persen (y-on-y).

“Secara kumulatif, pertumbuhan ekonomi Indonesia semester I-2014 dibandingkan dengan semester I-2013 tumbuh 5,17 persen (c-to-c).” ujar Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Suryamin di Jakarta, Selasa (5/8).

Dari sisi produksi, jelasnya pertumbuhan ekonomi triwulan II-2014 dibandingkan triwulan II-2013 (y-on-y) didorong oleh hampir semua sektor.

Pertumbuhan tertinggi dicapai Sektor Pengangkutan dan Komunikasi yang tumbuh sebesar 9,53 persen. Sementara bila dibandingkan dengan triwulan I-2014 (q-to-q), pertumbuhan tertinggi dicapai Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran sebesar 4,17 persen.

“Pertumbuhan semester I-2014 dibanding semester I-2013 (c-to-c) didukung oleh semua sector, kecuali Sektor Pertambangan dan Penggalian yang mengalami penurunan sebesar 0,21 persen. Pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Sektor Pengangkutan dan Komunikasi sebesar 9,87 persen,” ucapnya.

Menurutnya, struktur PDB triwulan II-2014 didominasi oleh Sektor Industri Pengolahan, Sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan dan Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran masing-masing memberikan kontribusi sebesar 23,75 persen, 14,84 persen, dan 14,61 persen.

“Pertumbuhan PDB pada triwulan II-2014 dibandingkan dengan triwulan I-2014 (q-to-q) sebesar 2,47 persen ditopang oleh Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga yang tumbuh sebesar 1,50 persen; sementara Pengeluaran Konsumsi Pemerintah meningkat 25,39 persen; Pembentukan Modal Tetap Bruto 4,61 persen; Ekspor Barang dan Jasa 2,14 persen; dan Impor Barang dan Jasa 5,32 persen,” imbuhnya.

Dibandingkan dengan triwulan II-2013 (y-on-y), ekonomi tumbuh 5,12 persen didukung Komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga yang tumbuh 5,59 persen; Komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto yang tumbuh 4,53 persen.

Sedangkan komponen pengeluaran PDB yang lain mengalami kontraksi pertumbuhan. Komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah tumbuh minus 0,71 persen, dan Komponen Ekspor Barang dan Jasa minus 1,04 persen.

Pertumbuhan ekonomi semester I-2014 terhadap semester I-2013 (c-to-c) sebesar 5,17 persen didukung Komponen Konsumsi Rumah Tangga yang tumbuh 5,60 persen, Komponen Konsumsi Pemerintah tumbuh 1,15 persen, Komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto tumbuh 4,83 persen serta Komponen Komponen Impor sebagai pengurang tumbuh minus 2,98 persen.

“Namun di sisi lain, Komponen Ekspor tumbuh minus 0,74 persen,” tegasnya.

Sedangkan struktur PDB menurut Pengeluaran triwulan II-2014 didominasi oleh Komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga sebesar 55,79 persen.

Selain itu, Komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah dan Komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto memberikan kontribusi masing-masing sebesar 8,02 persen dan 31,50 persen.

Sedangkan peranan Komponen Ekspor dan Impor masing-masing sebesar 23,19 persen dan 25,78 persen.

Struktur perekonomian Indonesia secara spasial pada triwulan II-2014 masih didominasi oleh kelompok provinsi di Pulau Jawa yang memberikan kontribusi terhadap PDB sebesar 58,70 persen, kemudian diikuti oleh Pulau Sumatera sebesar 23,74 persen, Pulau Kalimantan 8,31 persen, Pulau Sulawesi 4,84 persen, dan sisanya 4,41 persen di pulau-pulau lainnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Sukmawati Minta Polisi Tetapkan Rizieq Shihab Tersangka Penistaan Pancasila

BANDUNG-Putri Proklamator yang juga Presiden RI ke 1 Soekarno, Sukmawati Soekarnoputri mengapresiasi

HKTI Keluhkan Dugaan Penyelewengan Pupuk Bersubsidi

JAKARTA-Para petani mengeluhkan masih banyak dugaan penyelewengan pupuk urea bersubsidi.