Fase Pembalikan Ekonomi Global Akan Terjadi di 2018

Friday 5 Oct 2012, 9 : 59 am
by
mahendra siregar
Wamenkeu, Mahendra Siregar

JAKARTA-Wakil Menteri Keuangan, Mahendra Siregar mengungkapkan, fase pembalikan keberlanjutan pertumbuhan ekonomi global baru akan terjadi pada 2018.

“Sangat masuk akal apa yang dikatakan Chief Economist IMF Olivier. Dalam waktu sepuluh tahun ke depan, pembalikan keberlanjutan pertumbuhan ekonomi global baru akan terjadi,” kata Mahendra saat membuka Indonesia Financial Expo & Forum di Jakarta Convention Center, Jumat (5/10).

Pernyataan Mahendra ini tidak terlepas dari perkiraan Chief Economis IMF Olivier Jean Blanchard yang menyebutkan bahwa paling tidak dalam waktu sepuluh tahun ekonomi global akan kembali pulih seperti semula.

“Awalnya, saya berfikir hal ini sangat berlebihan, tetapi setelah dipikirkan kembali, waktu sepuluh tahun itu sangat masuk akal,” katanya.

Mahendra menjabarkan, jika mengacu pada puncak krisis ekonomi global di 2008, maka pembalikan untuk kembali berlanjtnya pertumbuhan ekonomi akan terjadi pada 2018.

“Nanti, kita baru akan melihat pembalikannya keberlanjutan dari pertumbuhan ekonomi itu pada 2018,” ucapnya.

Saat krisis terjadi krisis 1997-1998, kata dia, di awal 1997 angka pertumbuhan ekonomi Indonesia masih sebesar 6,1 persen dan akhirnya terjun bebas ke angka minus 0,3 persen di 1998.

“Pada 2007, angka pertumbuhan ekonomi Indonesi sudah kembali lagi menjadi di atas 6 persen, yaitu 6,1 persen. Ini berarti betul butuh waktu sepuluh tahun,” katanya.

Mahendra menjelaskan, ada dua indikator yang bisa mengkategorikan sebuah negara berada pada fase pembalikan ekonomi, yakni pertumbuhan ekonomi di atas 6 persen dan membaiknya peringkat utang.

“Tingkat gross domestic product Indonesia yang kita anggap berada pada pertumbuhan yang berkelanjutan, setidaknya di angka 6 persen,” katanya.

Pada 1999, terang dia, peringkat utang dari utang publik anjlok ke tingkat selektif default dan berangsur membaik di tahun-tahun berikutnya.

“Pada tahun 2000 peringkatnya balik ke investment category. Ini perlu waktu 11 tahun untuk balik,” imbuhnya.

Lebih lanjut Mahendra mengungkapkan, adalah masuk akal jika pendapat Olivier dibandingkan dengan kondisi perekonomian yang terjadi di Indonesia.

“Tetapi yang perlu diingat, masalahnya krisis global ini lebih kompleks. Sehingga, perlu lebih banyak indikator untum membandingkannya,” ucapnya.

Don't Miss

Bank DBS Indonesia Raih Penghargaan “Best Employers in Indonesia 2020”

JAKARTA-PT Bank DBS Indonesia dinobatkan sebagai “Indonesia’s Best Employers 2020”

Perumda Tirta Patriot Gelar Sosialisasi Implementasi Management Risiko

BEKASI-Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Tirta Patriot menggelar pelatihan bagi asisten