JAKARTA-Direktur Eksekutif Energy Watch Indonesia (EWI) Ferdinand Hutahaean kembali mendesak Kejaksaan Agung (Kejagung) agar segera menetapkan status tersangka terhadap Ketua DPR, Setya Novanto dan pengusaha minyak dan gas yang dijuluki The Gasoline Godfather, Riza Chalid. Hal ini sangat penting demi membersihkan bangsa ini dari para mafia pemburu rente yang berupaya merampok hak rakyat untuk kepentingan pribadi dan kelompok.
“Biarkan pengadilan mengadili supaya bangsa ini kedepan tidak lagi diperkosa oleh elit elit bangsa ini sendiri,” jelasnya di Jakarta, Jumat (11/12).
Ferdinand menegaskan, tidak ada alas an bagi Kejagung menghentikan proses hukum skandal ‘papamintasaham’. Apalagi, Kejagung sudah menegaskan perbuatan yang dilakukan oleh Setya Novanto dan Riza Chalid adalah sebuah permufakatan jahat. Karena itu, sangatlah aneh jika Kejagung seolah-olah mendiamkan skandal Freeport ini.
Sikap diam Kejagung ini patut dipertanyakan. “Sepertinya cuma menggertak saja dan menakut nakuti atau cuma sekedar membumbui kegaduhan dengan pernyataan yang sekedar menunjukkan bahwa Kejagung tidak diam,” tegasnya.
“Memang mulutnya tidak diam tapi kinerjanya yang diam,” sindirnya.
Dia menegaskan, penetapan status tersangka terhadap Novanto dan Riza Chalid memiliki dasar hukum yang kuat. Apalagi, keterangan CEO Freeport Indonesia Mareof Sjamsoedin dan Mentri ESDM Sudirman Said semakin mempertegas peran keduanya salam skandal PT Freeport.
Dia berharap agar Kejagung tidak hanya beretorika dalam penegakan hukum ini, terlebih Presiden Joko Widodo sudah menunjukkan sikap tegasnya beberapa hari lalu.
“Entah kemana perginya nurani bangsa ini, entah kemana hilangnya kejujuran pemimpin bangsa ini, hingga penegakan keluhuran martabat anggota dewan menjadi seperti akrobat badut yang menjengkelkan dan penegakan hukum seperti sebuah seriosa dalam gerak lambat hingga membuat ngantuk,” kritiknya.
