Fesyen Berkontribusi Rp Rp 641,8 Triliun Terhadap PDB

Thursday 26 Feb 2015, 9 : 41 pm
by

JAKARTA-Industri Fesyen Indonesia berkembang sangat pesat bahkan menjadi salah satu primadona sektor Ekonomi Kreatif yang memberikan kontribusi sebesar Rp 641,8 Triliun terhadap PDB Indonesia. Angka ini sedikit di atas sektor Pengangkutan dan Komunikasi, serta sektor Keuangan, Real Estat, dan Jasa Perusahaan. Hal tersebut disampaikan Menteri Perindustrian Saleh Husin dalam sambutannya pada acara Pembukaan Indonesia Fashion Week 2015 di JCC, Jakarta, Kamis (26/2).

Dari jumlah tersebut, subsektor Fesyen menyumbang sebesar 28,29% atau setara dengan Rp 181,5 Triliun, kedua terbesar setelah subsektor Kuliner (Rp 208,6 Triliun). Subsektor Fesyen juga menyerap tenaga kerja paling banyak di antara subsektor Industri Kreatif lain, yaitu 3.838.756 orang dari 1.107.956 unit usaha dan laju pertumbuhan ekspor tertinggi di antara subsektor Industri Kreatif (9,51%), Fesyen berkontribusi sebesar Rp 76,78 Triliun terhadap ekspor Indonesia.

Saleh berharap agar Indonesia mampu untuk bisa meningkatkan perannya dalam mendorong sinergisitas antarindustri penunjang fashion, mulai dari industri bahan baku, tekstil hingga proses kreatif yang dilakukan oleh para perancang busana di Indonesia. Hal ini dikarenakan peluang dari industri fashion sangatlah besar, bila melihat dari populasi yang mencapai lebih dari 240 juta jiwa di Indonesia.

Inovasi menjadi kata kunci untuk menggenjot daya saing. Inovasi adalah kunci yang harus dipegang untuk bertahan/ survive. Inovasi membutuhkan kesabaran dan pengertian/ pemahaman. “Dengan inovasi, kita akan tumbuh berkembang, menjadi kuat, membentuk masa depan kita sendiri, selalu terdepan dalam kompetisi, menghargai ide-ide, merangkul perbedaan, dan meraih sukses,” jelasnya.

Dia mengatakan inovasi juga akan menjamin keberlanjutan (sustainability) usaha, yang tentunya tak lepas dari berbagai faktor seperti lingkungan, sosial, dan ekonomi. Saat ini, konsumen sudah semakin sadar dan pintar serta mengerti apa yang mereka inginkan. Isu lingkungan telah menjadi core value bagi perusahaan-perusahaan yang mengedepankan pelayanan terhadap konsumennya.

Sebagaimana diketahui, Kementerian Perindustrian pada tahun 2012 lalu pernah memperkirakan bahwa potensi ekspor dari industri fashion nasional secara rata-rata sekitar USD13 miliar per tahunnya. Potensi tersebut diyakini masih bisa dikembangkan hingga dua sampai tiga kali lipat sesuai dengan penetrasi pasar yang bisa dibangun, mengingat industri fashion berbasis pad aide kreatifitas yang tidak terhingga potensinya.

Di tengah besarnya permintaan pasar yang tersedia, data dari Apindo menegaskan bahwa industri fashion dalam negeri diyakini baru tergarap sekitar 5% saja. Dengan cukup minimnya upaya pengembangan tersebut, masih banyak ruang bagi pemerintah maupun pelaku usaha lainnya untuk dapat ikut masuk dan berperan dalam membangun industri fashion nasional ke depan. Salah satu pengembangan yang perlu dilakukan adalah dalam hal promosi, pembangunan karakter produk serta distribusi marketing dan penjualan. Jika berbagai hal tersebut sudah bisa diatasi dan dicarikan solusinya, Indonesia kelak bakal berkembang menjadi pusat fashion di kawasan Asia Tenggara (ASEAN).

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Pesawat Airbus Komersial Mulai Parkir di Bandara Banyuwangi

BANYUWANGI-Bandara Banyuwangi mulai didarati pesawat berbadan besar Airbus A-320 dari
perseroan sedang berada dalam status PKPU yang diajukan oleh PT Sahabat Daya Mandiri, dengan Nomor Perkara 399/Pdt.Sus-PKPU/2021/PN Niaga Jkt.Pst.

Digugat PKPU, PTPP Janji Selesaikan Pembayaran Utang ke Kontraktor

JAKARTA-PT PP (Persero) Tbk (PTPP) mengaku bahwa saat ini perseroan