Firmanzah: Tekanan Global Pengaruhi Rupiah

Monday 6 Oct 2014, 12 : 16 pm
Prof Firmanzah

JAKARTA-Staf khusus Presiden bidang ekonomi dan pembangunan Firmanzah, menegaskan pelemahan nilai tukar mata uang dialami banyak negara di Asia dan tidak terkecuali Indonesia.

Demikian mengutip www.setkab.go.id, Jakarta, Senin (6/10)

Mantan Dekan FEUI ini memprediksi, investor global sedang melakukan konsolidasi atas portfolionya dengan melakukan penghitungan kembali baik resiko maupun imbal hasil atas rencana penempatan dana di banyak negara.

Namun Firmanzah mengingatkan, pengakhiran stimulus moneter akan berdampak langsung terhadap likuiditas global dan hal ini perlu menjadi perhatian khusus bagi para pengambil kebijakan di banyak negara.

“Kebijakan moneter, fiskal dan sektor riil perlu segera dirumuskan sebagai langkah antisipasi agar dampak dari rencana penghentian stimulus moneter dan penyesuaian suku bunga di Amerika Serikat dapat dimitigasi,” ungkapnya

Firmanzah menambahkan dengan langkah tersebut maka resiko capital-outflow keluar dari Indonesia dapat terkelola secara baik agar hal ini tidak membahayakan fundamental ekonomi nasional.

Dikatakan Firmanzah melihat justru tekanan dan sentimen global terhadap rencana Bank Sentral Amerika Serikat, The Fed, untuk mengakhiri stimulus moneter dan rencana disesuaikannya tingkat suku bunga acuan menjadi perhatian investor global.

Menurut Firmanzah, dinamika politik antara koalisi Indonesia Hebat dan Koalisi Merah Putih masih terjadi dalam tingkat yang wajar.

Sehingga para investor tidak perlu khawatir dan cemas akan kepastian iklim politik di Indonesia.

“Terlebih secara fundamental ekonomi nasional masih sangat terjaga dan hal ini ditunjukkan oleh sejumlah indikator seperti inflasi, pertumbuhan ekonomi yang tetap positif, cadangan devisa, trend positif investasi langsung, terjaganya daya beli masyarakat, defisit fiskal terus di bawah 3 persen dan porsi hutang yang tetap terjaga,” paparnya.

Dijelaskan Firmanzah, pengalaman Indonesia dalam mengelola dinamika politik baik di parlemen (DPR dan DPRD) ataupun dinamika politik di akar rumput (Pilkada) sangatlah baik.

Sebagai contoh, dinamika politik di DPR terkait dengan polemik bail-out Century yang menghasilkan dua kelompok yaitu mereka yang setuju dan tidak setuju.

“Terlepas dari analisa ekonomi, polemik ini menjadikan dinamika di DPR-RI waktu itu menjadi sangat dinamis dan kompleks,” terangnya.

Namun begitu, lanjut Firmanzah, pada 2010-2011, kepercayaan investor dunia justru semakin meningkat dengan diberikannya Indonesia investment-grade oleh S&P, Moody’s, Fitch, Japan Credit Agency (JCRA).

“Eskalasi konflik di antara mereka masih dalam koridor konstitusi dan pengalaman Indonesia di era demokrasi dalam mengelola konflik baik di parlemen maupun akar rumput merupakan bukti matangnya demokasi di tanah air,” paparnya. (ek)

 

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Kasus Persekusi Haddad Alwi, Cyber Indonesia Minta Polisi Turun Tangan

JAKARTA-Kejadian persekusi yang dialami Habib Haddad Alwi Assegaf atau yang

Pemerintah Tindak Tegas Penimbun Sembako

JAKARTA-Pemerintah akan menindak tegas bagi siapapun yang melakukan penimbunan baik