JAWA TENGAH-Anggota Komisi IX DPR, Muchamad Nabil Haroen mengatakan Indonesia merupakan negara yang sangat kaya dengan sumber daya alam.
Salah satunya adalah rempah-rempah yang juga bisa dijadikan obat tradisonal.
Khasanah obat tradisional Indonesia diyakininya pun bisa mendunia.
“Ada banyak sekali rempah-rempah yang dapat diramu menjadi obat. Bahkan, sekarang ini, masyarakat dunia cenderung mencari obat herbal, yang tidak punya efek negatif dari bahan kimia. Indonesia adalah surga dari tanaman herbal untuk dijadikan obat tradisional,” jelas Gus Nabil saat menggelar acara sosialisasi obat tradisional di gedung Serba Guna Butuh, Boyolali, Jawa Tengah, Sabtu (14/12).
Sosialisasi yang dihadiri ratusan pengusaha obat tradisional, komunitas pecinta obat tradisional, dan perwakilan ormas ini merupakan kerjasama antara DPR Republik Indonesia dengan BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan).
Agenda ini dihadiri oleh ratusan pengusaha obat tradisional, komunitas pecinta obat tradisional, dan perwakilan ormas.
Hadir pada acara ini Eko Handoyo (BPOM RI), Ariyanti (Balai Besar POM Semarang), KH Iqbal Mulyanto (Wakil Ketua PCNU Boyolali) KH. Athoillah Habib (Wakil Ketua Umum PP Pagar Nusa), Ahmad Zaeni (Dewan Ketabiban PP Pagar Nusa), Abdul Wasik (Ketua PC Pagar Nusa Boyolali).
Gus Nabil, yang juga politisi PDI Perjuangan saat berbicara di forum tu menggelorakan kembali kebangkitan jalur rempah nusantara yang merupakan jalur perdagangan penting yang menjadi tulang punggung ekonomi masyarakat maritim negeri ini.
“Saat ini, penting untuk membangkitkan Jalur Rempah Nusantara dengan semangat baru. Inilah catatan saya dalam sosialisasi obat tradisional,” kata Gus Nabil.
Dia mengakui untuk menduniakan obat tradisional memang tidak semudah membalikkan tangan.
Diperlukan riset dan inovasi digital. Dua hal itu menurutnya sangat penting untuk mewujudkan “mimpi” tersebut.
“Kita punya potensi besar membangkitkan Jalur Rempah. Caranya gimana? Dengan riset, pemetaan potensi, perbaikan packaging, ekspansi pasar, penggunaan teknologi digital,” terang Gus Nabil.
Dia menegaskan dengan potensi besar tersebut sudah saatnya rempah dan obat tradisional mendunia kembali.
Indonesia ujar Ketua Umum PP Pagar Nusa ini punya cengkeh, tembakau, sarang walet, dan ribuan komoditas rempah dan obat tradisional.
Contohnya sarang walet.
Gus Nabil mengatakan, Indonesia merupakan produsen terbesar sarang burung walet.
Total produksi 300 ribu ton pertahun, dengan nilai lebih dari 3 miliar USD.
Sarang burung walet sumber protein yang sangat baik untuk kesehatan.
Dalam bidang ini, menurutnya, riset sangat penting sebagai acuan, jaminan mutu, hingga penciptaan inovasi terbaru.
Sebab masyarakat dunia butuh standar riset internasional, terutama pengakuan dari BPOM.
“Ini penting kita dorong agar saling bekerjasama antar pengusaha obat tradisional,” katanya.
Sebab selama ini, rempah-rempah dipelajari peneliti-peneliti dari Prancis, Jerman, Amerika dan negara-negara lain.
Mereka mempelajari keunggulan rempah.
“Maka, kita harus jaga itu, kita bangkitkan kembali jalur rempah nusantara,” ujarnya lagi.