Hamka: Tim Ekonomi Pemerintah Tidak Sinkron

Friday 7 Aug 2015, 10 : 28 pm
by

JAKARTA – Komposisi tim ekonomi pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla tidak mencerminkan posisi the right man in the right place (sesuai kompetesinya).

Karena itu, Presiden Jokowi harus segera merombak atau merotasi mentrinya guna menggenjot pertumbuhan ekonomi domestik.

Namun figur pengganti haruslah orang yang bisa diterima dan ramah terhadap pasar.

“Menurut saya, tidak ada jalan lain bagi Presiden, kecuali segera mungkin merombak tim ekonominya untuk menggairahkan pasar. Dan pilihlah figur yang diterima pasar. Tim ekonomi yang ada sekarang kurang ramah pasar,” ujar Ketua Komite Tetap Sarana Produk Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia, Hamka Yandhu di Jakarta, Jumat (7/8).

Menurutnya, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada level 4,7 persen hingga posisi Juli 2015, merupakan yang terendah jika dibandingkan dengan beberapa negara Asia.

Hal ini membuktikan, perfomance tim ekonomi Jokowi-JK sangat lemah.

Sayangnya, tim ekonomi ini selalu mengkambinghitamkan kondisi ekonomi global maupun kebijakan The Fed sebagai biang kerok perlambatan ekonomi.

Padahal, situasi ini terjadi akibat kebijakan yang dibuat tim ekonominya tidak sinkron.

“Ini sebuah ancaman serius yang tidak bisa dipandang enteng, karena diproyeksikan akan terus menurun,” jelasnya.

Buruknya kinerja ekonomi menyebabkan desakan perombakan kabinet tidak bisa ditunda lagi.

Meskipun diakuinya, pergantian tim ekonomi tidak akan menyulap ekonomi dalam sekejap menjadi membaik.

Tetapi paling tidak, ada upaya serius dari pemerintah membenahi kondisi ekonomi.

Tim ekonomi ini sangat lemah. Banyak kebijakan yang dikeluarkan yang justru tumpang tindih dengan kebijakan kementrian lainnya. Tim ekonominya tidak sinkron,” ujarnya.

Selain tak sinkron, Hamka juga melihat, tim ekonomi pemerintah jalan sendiri-sendiri bahkan tidak konek (nyambung) dengan kementrian lainnya.

“Jadi, mau tidak mau harus ada rotasi atau pergantian di pos ekonomi yang bisa diterima pasar. Saat ini, tim ekonomi tidak ramah terhadap pasar. Kalau ada yang masih capable, dirotasi ke pos kementrian yang lebih tepat Saya dengar beberapa mantan mentri ditawari masuk tim ekonomi, tapi mereka menolak karena kondisi ekonomi saat ini sangat berat,” tuturnya.

Lebih lanjut dia mengatakan masa depan ekonomi Indonesia masih suram.

Upaya mendongkrak pertumbuhan ekonomi semakin sulit dilakukan karena minimnya dukungan perbankan.

Sekarang ini imbuhnya perbankan sangat hati-hati mengucurkan dana kreditnya.

Bahkan, perbankan tidak berani membiayai proyek-proyek yang bersifat jangka panjang.

Hal ini seriring dengan kondisi ketidakpastian terhadap ekonomi Indonesia.

“Kalau terjadi tiba-tiba terjadi krisis seperti 1998, banyak kredit yang tidak dipergunakan semestinya. Justru hasil kredit dibelikan dollar AS lalu disimpan dan bukan untuk mendanai usaha. Begitu harga dollar naik, langsung bayar lunas utangnya. Ini berbahaya. Krisis 1998 lalu rata-rata dipicu oleh kredit bermasalah ini,” pungkasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Pefindo Sematkan Peringkat Single A Plus untuk Obligasi Barito Pacific

JAKARTA-PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) telah memberikan peringkat idA+ (Single

Penyelundupan Barang Ilegal Melalui Jalur Laut Meningkat

TANGERANG-Direktorat Bea dan Cukai Bandara Soekarno Hatta (Soetta) berhasil mengungkap