JAKARTA-Bursa AS kembali bergerak volatile semalam dan ditutup melemah tipis meski sempat menguat menguji level-level tertingginya di awal perdagangan. Koreksi di intraday trading kembali dipicu oleh penurunan saham-saham sektor teknologi dan energisetelah di awal perdagangan sempat memfaktorkan data initial jobless claims yang lebih baik dari ekspektasi. Meski mayoritas harga komoditas mengalami koreksi seperti minyak dan CPO, namun semalam harga Nikel LME melonjak 4% ke level US$19,405/ton, level tertinggi dalam 2 tahun terakhir.
Analisa harian analis valas Samuel Sekuritas, Lana Soelistianingsih menyebutkan bursa Asia sendiri Jumat pagi (9/5) bergerak mixed seiring minimnya sentiment baru di pasar regional. Nilai tukar Rupiah pagi ini relatif flat di level Rp11,570/US$ setelah penguatan di akhir sesi perdagangan kemarin. IHSG sendiri diperkirakan masih akan bergerak sideways seiring minimnya sentimen yang cukup kuat untuk menggerakkan pasar. Pasar juga akan mengantisipasi rumor pengumuman kandidat cawapres dari Jokowi siang ini. “Sementara dengan penguatan harga Nikel yang signifikan semalam, saham-saham sektor metal mining diperkirakan akan kembali meneruskan rally-nya hari ini,” pungkasnya.