Hutang US$151,6 Juta, Garuda Perlu Pengawasan Ketat

Tuesday 1 Mar 2016, 7 : 25 pm
tribunnews.com

JAKARTA-Fraksi PKB minta masyarakat ikut mengawasi kinerja BUMN penerbangan, khususnya PT Garuda Indonesia. Alasannya hutang Garuda cukup fantastis. “Meskipun 2015 lalu, sempat mencetak laba senilai US$77,97 juta, namun akumulasi kerugian sejak 2011 yang masih belum tertutupi berjumlah sebesar US$151,66 juta,” kata anggota Komisi VI DPR Neng Eem Marhamah dalam siaran pers di Jakarta, Selasa (1/3/2016).

Oleh karena itu, kata Neng Eem, Garuda Indonesia belum sepenuhnya dapat dikategorikan sebagai badan usaha milik negara dengan kinerja yang memuaskan. Yang cukup mencengangkan, sepak terjang direksi Garuda berani berutang pada tiga bank BUMN bernilai triliunan rupiah. “Padahal suku bunganya tergolong komersil yaitu 8,5% dan tenornya yang sangat singkat satu tahun,” tambah anggota F-PKB.

Berdasarkan catatan, kinerja Garuda selama empat tahun (2011-2014) terus mengalami kerugian. Pada 2011, PT Garuda Indonesia tercatat merugi sebesar 19,1 juta dollar AS, pada 2012 kembali merugi senilai 10,71 jkuta dollar AS, pada 2013 merugi lagi sebesar 31,78 juta dollar AS, dan pada 2014 lalu masih merugi senilai 168,04 juta dollar AS. Total kerugian itu, mencapai 229,63 juta dollar AS. “Kalau diteliti lebih jauh, laba yang dicetak 2015 lalu, sebagian besar disumbang oleh anjloknya harga minyak mentah dunia yang juga mendorong rendahnya harga avtur dan pendapatan dari selisih kurs,” ungkapnya.

Pendapatan dari selisih kurs mencapai 15,21 juta dollar AS atau hampir 20% dari laba bersih yang dicetak tahun lalu. Faktor pendukung capaian laba PT Garuda Indonesia pada 2015 lalu merupakan faktor eksternal yang berada di luar kontrol perusahaan. ”
Kondisi Garuda masih sangat jauh dari pulih setelah bertahun-tahun mengalami kerugian panjang. Karena itu setiap langkah yang diambil direksi terkait finansial, harus dipantau dan diawasi karena kondisi PT Garuda Indonesia saat ini, masih sangat fragile,” tuturnya.

Keberanian Direksi PT Garuda Indonesia menandatangani perjanjian kredit modal kerja dengan tiga BUMN perbankan Indonesia senilai Rp4,74 triliun harus diawasi dengan lebih ketat. Terlebih lagi, pinjaman dari PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (Rp2 triliun dan US$30 juta), PT Bank Mandiri Tbk (Rp1 triliun) dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (US$100 juta) ini diberikan dikenakan bunga 8,5 % dan tenor hanya 1 tahun.

Pinjaman ini mengakibatkan jumlah utang jangka pendek PT Garuda Indonesia akan semakin melonjak. Utang bank jangka pendek PT Garuda Indonesia sudah melonjak sebesar 219 % dari posisi US$75,31 juta pada 2014 menjadi US$240,8 juta pada 2015.

Sementara pinjaman jangka panjang yang jatuh tempo dalam setahun turun 61% menjadi US$140,43 juta, dari tahun sebelumnya US$368,94 juta. Total liabilitas jangka pendek PT Garuda Indonesia per akhir 2015 tetap di level US$1,19 miliar, turun tipis dari US$1,21 miliar pada 2014.

Sementara, ekuitas Garuda Indonesia naik tipis menjadi US$950,72 juta dari sebelumnya US$876,94 juta. Adapun, total seluruh aset Garuda Indonesia mencapai US$3,31 miliar, meningkat 6,43 % dari aset pada tahun 2014 yaitu US$3,11 miliar. “Lonjakan utang jangka pendek ini perlu diwaspadai, apalagi dengan adanya utang jangka pendek baru yang ditandatangi PT Garuda Indonesia dengan ketiga bank BUMN pada 25 Februari lalu,” imbuhnya. **aec

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Pemerintah Pusat dan Pemda Kompak Soal Blok Mahakam

JAKARTA-Pertemuan antara Pemerintah Pusat yang diwakili oleh Kementerian Energi dan
kuasa hukum ahli waris menolak Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) sebagai eksekutor atas putusan Pengadilan.

Anwar Usman Harus Mundur Dari MK

Oleh: Edi Danggur, S.H., MM., MH. Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi