Implementasi Proyek Infrastruktur Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi 2015

Saturday 20 Jun 2015, 3 : 59 pm
by
???????????????????????????

JAKARTA-Konsistensi mendorong percepatan realisasi belanja Pemerintah, termasuk implementasi proyek-proyek infrastruktur maupun serta perbaikan iklim investasi memiliki peranan penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi di 2015.

Berdasarkan hasil kajian Bank Indonesia (BI), pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan II 2015 masih terbatas dan akan membaik pada triwulan-triwulan mendatang. “Secara keseluruhan tahun, pertumbuhan ekonomi diperkirakan berada pada kisaran 5,0-5,4% pada 2015,” jelas Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Tirta Segara beberapa waktu lalu.

Dari sisi eksternal, jelasnya ekspor diperkirakan masih tertekan sejalan dengan perekonomian global dan harga komoditas yang masih rendah. Investasi diperkirakan masih tumbuh terbatas, seiring dengan masih lemahnya impor barang modal dan perkembangan realisasi infrastruktur yang belum secepat perkiraan.

Sementara itu, konsumsi diperkirakan membaik, terindikasi dari indeks keyakinan konsumen yang meningkat pada Mei 2015. “BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada semester II 2015 akan membaik, didukung oleh meningkatnya konsumsi dan investasi pemerintah sejalan dengan semakin meningkatnya implementasi proyek-proyek infrastruktur dan meningkatnya penyaluran kredit perbankan,” ujarnya. .

Sedangkan pertumbuhan ekonomi global cenderung bias ke bawah dari perkiran semula disertai dengan masih tingginya risiko di pasar keuangan global.

Potensi bias ke bawah tersebut terutama didorong oleh perkiraan pertumbuhan ekonomi AS yang tidak sekuat proyeksi sebelumnya, seiring dengan revisi ke bawah realisasi PDB AS pada triwulan I 2015. Tekanan terhadap perekonomian AS dipengaruhi oleh penguatan dolar AS yang berdampak pada menurunnya kinerja sektor eksternal serta melemahnya investasi, khususnya di bidang energi. Hal ini mendorong terus berlanjutnya ketidakpastian kenaikan suku bunga Fed Fund Rate (FFR) di AS baik dari sisi waktu maupun besarannya.

Perlambatan ekonomi juga dialami Tiongkok, meskipun telah dilakukan berbagai kebijakan pelonggaran untuk menahan perlambatan ekonominya. Sebaliknya, perekonomian Eropa diperkirakan membaik ditopang pelonggaran kondisi moneter dan keuangan yang cukup efektif, meskipun dibayangi risiko terkait dengan tingginya kekhawatiran kondisi negosiasi fiskal Yunani (Grexit). Perekonomian dunia yang melambat berdampak pada harga komoditas internasional yang masih terus menurun, meskipun harga minyak dunia mulai meningkat secara gradual. “Sejalan dengan risiko Grexit dan ketidakpastian kenaikan suku bunga FFR di AS, risiko di pasar keuangan global masih cukup tinggi, yang berpotensi mendorong tekanan pembalikan modal portfolio dari emerging markets, termasuk dari Indonesia,” pungkasnya

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Penetapan Kandidat Capres Jangan Hanya Berdasarkan Kekuatan ELektoral

JAKARTA- Direktur Eksekutif Voxpol Center Pangi Syarwi Chaniago mengungkapkan popularitas
neraca perdagangan indonesia

Defisit Transaksi Berjalan Membaik, Ketahanan Eksternal Terjaga

JAKARTA-Bank Indonesia (BI) mencatat Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada triwulan