JAKARTA-Ketua Fraksi Hanura DPR RI, Inas N Zubir menilai kritikan Capres Prabowo Subianto terhadap utang pemerintah yang katanya sudah stadium lanjut dan parah menunjukan rendahnya pengetahuan dan pemahaman Prabowo tentang peraturan dan perundang-undangan. Pasalnya, utang pemerintah masih aman karena masih jauh dari aturan yang ditetapkan oleh Undang-Undang yakni 60% PDB.
“Demikian juga pernyataan Prabowo bahwa Mentri Keuangan harus diganti nama menjadi Mentri Pencetak Utang semakin memperlihatkan rendahnya pengetahuan dan pemahanan Prabowo,” ujarnya.
Sebenarnya kata Inas, Prabowo harus malu bicara soal utang luar negeri Indonesia. Pasalnya utang luar negeri Indonesia itu terdiri dari utang Pemerintah dan utang swasta.
“Nah! Salah satu perusahaan swasta nasional tersebut adalah PT. Kertas Nusantara milik Prabowo Subianto yang memiliki utang luar negeri juga,,” sindirnya.
Bahkan Allied Ever Investment Ltd., perusahan investasi asal Hongkong, hampir saja membangkrutkan PT Kertas Nusantara, gara-gara perusahaan milik Prabowo tersebut tidak mampu membayar hutang sebesar Rp 142 miliar, tapi akhirnya diselamatkan pada tahun 2011.
“Ndilalah-nya akibat penyelamatan tersebut, terkuaklah bahwa selain utang yang Rp 142 miliar tersebut, terdapat juga hutang lain-nya yang sangat besar yakni mencapai Rp 15 triliun dari 143 kreditur dan harus dicicil selama 15-20 tahun, dimulai dari tahun 2013!,” bebernya.
Karena itu tegas Inas, Prabowo harus jujur. “Berapa utang luar negri PT. Kertas Nusantara kepada asing! Udah mulai dicicil atau belum? Jangan-jangan utang PT. Kertas Nusantara ikut berkontribusi juga dalam utang luar negeri Indonesia yang digembar-gemborkan Prabowo,” imbuhnya.
“Bagaimana mungkin seorang Prabowo yang mengelola utang perusahaan-nya saja amburadul dan hampir dipailitkan tapi ingin memimpin negara, dimana utang adalah keniscayaan, maka bisa jadi perkataan-nya tentang Indonesia bubar, justru akan menjadi kenyataan ketika Prabowo memimpin Indonesia,” pungkasnya.