Indonesia-Dubai Perkuat Investasi Berbasis Syariah

Monday 2 Feb 2015, 9 : 37 pm
by

JAKARTA-Pemerintah Indonesia makin intensif menggarap pasar ekspor di Timur Tengah. Hal ini ditandai komitmen kedua negara menjalin kerja sama perdagangan dan menanamkan investasi berbasis syariah di Indonesia. “Keinginan Dubai bekerja sama dengan Indonesia harus dapat dimanfaatkan dengan baik oleh para pemangku kepentingan, termasuk dunia usaha Indonesia. Peluang ekonomi yang ditawarkan terlalu besar untuk dilewatkan melihat pesatnya perkembangan ekonomi syariah belakangan ini seperti potensi pasar, nilai konsumsi, dan nilai aset,” ujar Direktur Jenderal Kerja Sama Perdagangan Internasional (KPI) Bachrul Chairi usai bertemu delegasi Dubai Islamic Economy dari Persatuan Emirat Arab (PEA) yang dipimpin oleh Saed Al Awadi, CEO Dubai Export Development Cooperation yang didampingi oleh duta besar PEA untuk Indonesia Ahmed Abdulla Al Musally di Jakarta, Senin (2/2).

Delegasi Dubai Islamic Economy terdiri dari 12 orang yang merupakan pejabat pemerintah Dubai dan para CEO dan managing director perusahaan-perusahaan terkemuka Dubai. “Pertemuan ini sangat penting bagi strategi untuk meraih target melipattigakan ekspor,” ujarnya.

Data Kemendag menyebutkan tren perdagangan Indonesia-PEA selama periode 2009–2013 tumbuh positif 23,37% setiap tahunnya. Pada 2013, nilai total perdagangan tersebut mencapai USD 3,4 miliar yang terdiri dari perdagangan nonmigas mencapai USD 2 miliar dan perdagangan migas sebesar USD 1,4 miliar. Sedangkan nilai ekspor produk nonmigas Indonesia ke PEA tercatat sebesar USD 1,6 miliar dan nilai impor produk nonmigas Indonesia dari PEA sebesar USD 420 juta. Secara kumulatif pada periode Januari–Oktober 2014, nilai total perdagangan nonmigas Indonesia-PEA mencapai USD 2,44 miliar.

Kunjungan delegasi ini bertujuaan meningkatkan kerja sama perdagangan bilateral kedua negara dalam ekonomi islam/syariah, menjajaki business-to-business partnership dalam jangka panjang pada sektor-sektor ekonomi Islam yang sedang dikembangkan di Dubai. Para pengusaha Dubai juga menjajaki sumber produk-produk halal dari Indonesia untuk di re-ekspor melalui Dubai. “Kami berharap kerja sama dengan Dubai ini dapat meningkatkan surplus ekspor nonmigas Indonesia 2014 ke PEA. Kita berhasil membukukan angka sebesar USD 1,16 miliar pada 2013,” ungkapnya.

Selain melakukan kunjungan ke Kemendag, delegasi Dubai Islamic Economy akan bertemu dengan kalangan swasta Indonesia dalam forum seminar dan business-to-business forum yang diadakan oleh pihak Dubai Export Development Cooperation (DEDC) dan KPMG Indonesia bekerja sama dengan KJRI Dubai, Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Dubai, dan Indonesian Investment Promotion Center (IIPC) Abu Dhabi. “Diharapkan melalui rangkaian kegiatan ini, delegasi Dubai Islamic Economy bisa mendapatkan gambaran jelas atas peluang kerja sama perdagangan dan investasi Islami dengan Indonesia,” tuturnya.

Dubai menjadi pusat perdagangan luar negeri terbesar PEA karena sekitar 85% perdagangan luar negeri PEA melalui Dubai. Selain itu, penduduk Dubai yang hanya sekitar 1,8 juta orang mempunyai daya beli tinggi. Dubai juga menjadi hub perdagangan dengan negara-negara kawasan sekitarnya di Timur Tengah, Afrika Utara, Eropa Timur, Asia Tengah, dan Asia Selatan. Sekitar 70% barang-barang yang diimpor, di re-ekspor ke negara-negara lain di kawasan sekitar. Oleh karena itu, Dubai merupakan pasar yang sangat potensial bagi produk-produk ekspor Indonesia. “PEA merupakan pasar potensial yang termasuk dalam target pasar strategi peningkatan ekspor lima tahun ke depan. Kerja sama dengan pihak Dubai akan membuka peluang perdagangan dan investasi yang sangat besar bagi Indonesia,” tuturnya

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Jatim Targetkan PDRB UMKM Rp 1.100 Triliun

SURABAYA-Jawa Timur (Jatim) memperkirakan hingga akhir tahun nilai Pendapatan Domestik

Utang Luar Negeri Indonesia Sebesar USD416,6 Miliar

JAKARTA-Bank Indonesia (BI) mencatat posisi ULN Indonesia pada akhir November