Industri Sawit Makin Berat Hadapi Globalisasi

Friday 29 Nov 2013, 11 : 53 am
bumn.go.id

Bandung-Industri minyak kelapa sawit menghadapi tantangan global yang makin besar. Oleh karena itu, pemerintah diminta memberi kemudahan bagi pengembangan industri yang menjadi penghasil devisa terbesar kedua setelah minyak dan gas. “Ada tantangan di pasar global yang semakin besar di tahun depan, sehingga pemerintah harus melakukan langkah-langkah kongkret untuk membantu pengembangan industri minyak sawit di dalam negeri,” kata Sekjen Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (Aprobi), Paulus Tjakrawan  di Bandung, Jumat,(29/11).
Menurut Paulus,  sejumlah negara yang menjadi tujuan ekspor minyak sawit pada 2014 dan produk turunannya akan menerapkan sejumlah regulasi yang dapat menahan masuknya produk Indonesia. Beberapa negara Eropa seperti Belgia, Belanda, Jerman dan Perancis hanya membeli minyak sawit yang telah bersertifikat dengan sertifikasi yang ditentukan mereka sendiri di Eropa. “Tapi ada pula tantangan internal atau domestik, yaitu berupa rendahnya produktivitas petani sawit,” tambahnya.
Lebih jauh kata Direktur PT Indo Biofuels Energy ini, perlunya langkah kongkret, terutama konsistensi pemerintah dalam melaksanakan regulasi, perlunya dukungan infrastruktur dan ketersediaan tenaga kerja yang handal serta adanya penyederhanaan pajak dan insentif.
Selain itu harus dilakukan upaya untuk menangani kampanye anti minyak sawit serta isu lingkungan, sosial, dan kesehatan. Lebih dari itu perlu digalakkan riset tentang minyak sawit secara menyeluruh yang hasilnya diharapkan dapat direkomendasikan kepada pemerintah untuk menentukan kebijakan terkait pengembangan industri minyak sawit ke depan.
Sementara itu Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Joefly J Bahroeny mengemukakan, tahun 2013 ini Indonesia menjadi penghasil minyak sawit terbesar, yaitu 23 juta hingga 25,7 juta ton dengan total area sembilan juta hektare, melampaui Malaysia yang sejak 2006 menempati urutan pertama penghasil kelapa sawit di dunia.
Dalam upaya meningkatkan industri minyak sawit di dalam negeri secara aman dan berkelanjutan, menurut Ketua Umum Gapki, Indonesia sudah mencanangkan sertifikasi Minyak Sawit Berkelanjutan Indonesia (ISPO) sejak awal 2013.
Pada akhir 2014 semua perusahaan kelapa sawit harus melaksanakan prinsip “sustainability” (keberlanjutan). “Selain itu juga dicanangkan ASEAN Sustainability Forum untuk merumuskan dan mengimplementasikan pengembangan perkebunan kelapa sawit di negara-negara ASEAN yang merupakan salah satu langkah menuju Masyarakat Ekonomi ASEAN,” pungkasnya. **cea

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

DPD: 67% Daerah Tak Patuhi Aturan

JAKARTA-Tingkat kepatuhan kepada daerah terhadap Undang-Undang (UU) ternyata sangat rendah.

Sulit, Indonesia Bebas Dari Utang

JAKARTA-Indonesia tampaknya belum bisa merdeka dari jeratan utang. Karena itu