Industrialisasi Nasional Untuk Menghadapi AEC 2015

Friday 24 May 2013, 2 : 42 pm
by

JAKARTA-Indonesia for Global Justice (IGJ) menilai strategi hilirisasi industri yang ditetapkan pemerintah dalam rangka menghadapi Asean Economy Community (AEC) 2015 telah salah arah. Hal ini karena strategi tersebut lebih diarahkan untuk memenuhi pasar global dan mengandalkan pengelolaannya kepada asing. Sehingga berdampak pada hilangnya kedaulatan ekonomi Indonesia dan kolapsnya industri nasional.

Kepala Riset dan Monitoring IGJ, Rachmi Hertanti, menegaskan, “dalam persaingan bebas AEC 2015, pemerintah seharusnya memperkuat industrialisasi nasional. Kenyataan hari ini, sektor industri kita masih didominasi oleh asing”, terang Rachmi.

Berdasarkan data BKPM, investasi asing masih mendominasi industri primer dan sekunder. Di sektor industri primer, Penanaman Modal Aasing (PMA) telah mencapai RP.109,5 Triliyun pada 2012 dan Rp.42,3 Triliyun pada 2013 dimana sektor pertambangan mendapatkan posisi tertinggi. Di sektor industri sekunder, PMA masih merajai dengan nilai sebesar Rp.63,8 Triliyun pada 2012 dan Rp.7,5 Triliyun pada 2013 dengan sektor industri logam dasar dan industri kimia berada pada porsi terbesarnya. “Indonesia merupakan pasar terbesar dan kaya sumber daya alam di kawasan ASEAN. Jangan sampai dua modal besar ini malah dieksploitasi oleh Negara lain. Fokus pemerintah harus ke dalam, bukan ke luar”, terang Rachmi.

Pada tahun 2012, Produksi buah-buahan di Indonesia cukup tinggi yaitu 61,5 juta ton dengan ekspor sebesar 43,8 juta ton. Namun, jumlah ini masih kalah bersaing dengan masuknya buah impor yang lebih banyak terserap pasar Indonesia dengan nilai sebesar 785,5 juta ton. (BPS,2012).

Untuk itu, dalam waktu 2 tahun menuju AEC 2015, IGJ mendesak Pemerintah Indonesia untuk segera membangun industrialisasi nasional yang menekankan pada demokrasi ekonomi Indonesia dan bukan pada liberalisasi ekonomi. Harus ada pembatasan kepemilikan asing disektor-sektor strategis nasional.

Dalam agenda hilirisasi, Pemerintah telah menetapkan tiga sektor prioritas pembangunan industrialisasi nasional yang akan terintegrasi di dalam ASEAN, yaitu industri berbasis hasil tambang, industri berbasis pertanian, dan industri berbasis SDM dan Pasar Domestik

 Ket:

Industri Primer: 2012 – Rp.109,5 Triliyun (PMA) ; Rp.49,8 Miliar (PMDN). 2013 – Rp.42,3 Triliyun (PMA); Rp.10.9 Miliar (PMDN)

Industri Sekunder: 2012 – Rp.63,8 Trilyun (PMA) ; Rp.21,9 Miliar (PMDN). 2013 – Rp. 7,5 Triliyun (PMA); Rp.9,3 Miliar (PMDN)

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

PM Malaysia Anwar Ibrahim Sarankan Cucu Megawati Belajar Politik

JAKARTA-Presiden Kelima RI yang juga Ketua Umum DPP PDI Perjuangan

FPSI Tolak Gusti Randa Tangani PSSI 

JAKARTA-Forum Pecinta Sepakbola Indonesia (FPSI) menolak Gusti Randa sebagai Plt Ketua