Inflasi Bulan September 2016 Terkendali

Tuesday 4 Oct 2016, 12 : 12 am
by
ILustrasi Bank Indonesia

JAKARTA-Indeks Harga Konsumen (IHK) pada bulan September 2016 mencatat inflasi sebesar 0,22% (mtm) sejalan dengan perkiraan Bank Indonesia (BI).

Inflasi IHK bulan ini cukup terkendali dan sesuai dengan pola historisnya.

“Dengan perkembangan tersebut, inflasi IHK secara year to date (ytd) dan tahunan (yoy) masing-masing mencapai 1,97% (ytd) dan 3,07% (yoy),” ujar Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Tirta Segara, Senin (3/10).

Menurutnya, inflasi di bulan September bersumber dari inflasi pada komponen administered prices (AP) dan komponen inti.

Inflasi komponen AP tercatat sebesar 0,14% (mtm) atau secara tahunan mengalami deflasi sebesar 0,38% (yoy).

“Inflasi AP secara bulanan tersebut terutama bersumber dari kenaikan harga rokok kretek filter, tarif listrik, rokok kretek, rokok putih, dan tarif air minum PAM,” jelasnya.

Sementara itu, inflasi komponen inti tercatat sebesar 0,33% (mtm) atau 3,21% (yoy), lebih rendah dari rata-rata inflasi historis pada September, sejalan dengan masih terbatasnya permintaan domestik, terkendalinya ekspektasi inflasi dan relatif stabilnya nilai tukar rupiah.

Beberapa komoditas penyumbang inflasi inti adalah tarif pulsa ponsel, tarif sewa rumah, uang kuliah akademi/perguruan tinggi, mobil, nasi dengan lauk, dan tarif kontrak rumah.

Di sisi lain, kelompok volatile food (VF) tercatat mengalami deflasi sebesar 0,09% (mtm) atau secara tahunan mengalami inflasi sebesar 6,51% (yoy).

Deflasi tersebut terutama bersumber dari koreksi harga komoditas telur ayam ras, daging ayam ras, wortel, cabai rawit, bayam, kangkung, dan kentang.

“Ke depan, inflasi diperkirakan tetap terkendali dan berada pada batas bawah sasaran inflasi 2016, yaitu 4%±1% (yoy),” terangnya.

Koordinasi kebijakan Pemerintah dan BI dalam mengendalikan inflasi akan terus dilakukan, khususnya mewaspadai tekanan inflasi VF akibat dampak fenomena La Nina.

“Koordinasi ini akan difokuskan pada upaya menjamin pasokan dan distribusi, khususnya berbagai bahan kebutuhan pokok, dan menjaga ekspektasi inflasi,” pungkasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Belum Seimbang

JAKARTA- Pertumbuhan ekonomi tidak seimbang (unequitable development) karena kontribusi terbesarnya

Pembangunan Pelabuhan Wae Kelambu Ditargetkan Selesai Akhir Tahun 2020

LABUAN BAJO-Presiden Joko Widodo memastikan proses perbaikan atau revitalisasi pelabuhan