Investasi ke Daerah Terdorong Infrastruktur Sosial

Wednesday 29 May 2013, 6 : 20 pm
daridulu.com/lukman

JAKARTA-Ketersediaan infrastruktur sosial bisa membangkitkan investasi di daerah. Karena infrastruktur sosial, yang berupa pendidikan dan kesehatan menjadi pilar pertumbuhan  ekonomi daerah.

“Tanpa infrastruktur sosial, maka investasi di daerah sulit berkembang,” kata Ketua Kadin Indonesia Komite Amerika Serikat (KIKAS), John Riady dalam diskusi “Harkitnas dan Bangkitnya Investasi di Daerah” bersama Wali kota Padang, Fauzi Bahar di Jakarta, Rabu (29/5).

Menurut cucu pendiri Lippo Group ini, masalah pendidikan sangat penting untuk menghasilkan sumber daya manusia (SDM). Maka, tanpa SDM yang mendukung, tentu sangat sulit bagi daerah-daerah untuk meresap investasi. Akibatnya, pengusaha sulit menciptakan bisnsi.

“Dengan dukungan kepala-kepala daerah, Lippo Grup diberikan banyak kesempatan membangun sekolah dan rumah sakit. Ini jadi suatu hal penting membangun daerah dan ekonomi nasional,” tambahnya.

Namun John Riady tak membantah isu politik, hukum, agama, korupsi dan sebagainya itu selalu menjadi perbincangan hangat di kalangan investor, terutama di Amerika Serikat. Namun, hal itu dianggapnya biasa dalam sebuah negara demokrasi.

“Faktanya, perekonomian Indonesia tumbuh dengan baik dan cepat, setelah China di Asean. Karena itu, investor akan terus berminat ke Indonesia,” ujarnya.

Yang jelas lanjut John, dalam membangun daerah itu harus memperhatikan pilar-pilar daerah yang kuat dan mensinergikan dengan pembangunan yang berkembang, dan tentu untuk kemajuan daerah. Selain itu memperhatikan kesenjangan sosial dan kemiskinan.

“Perlu dibangun kemitraan sehat, tentu dengan batas peraraturan dan etika yang baik,” tandasnya.

Sementara Wali kota Padang,  Fauzi Bahar menilai stabilitas politik selalu menjadi ukuran investasi, apalagi politik merupakan bagian yang tak terpisahkan dari perkembangan ekonomi.

“Kita tak boleh takut dengan politik. Pemilu maupun pilkada, justru menumbuhkan perekonomian di daerah, terutama industri rumahan (home industry). Jadi, gonjang-ganjing politik di negara demokrasi itu hal yang biasa bagi investor,” terangnya.

Oleh karena itu, lanjut Fauzi, untuk menarik para investor datang ke Kota Pa­dang, jelas kita memberikan rangsangan dengan berbagai kemudahan, baik dalam berba­gai proses administrasi dan lainnya.

“Inilah salah satu pelayanan yang harus kita lakukan karena kita tidak bisa membangun kota ini sendiri, karena kita tidak punya uang,” tuturnya.

Menyangkut investasi Grup Lippo, kata Fauzi lagi, total investasi mencapai Rp1,3 trilliun yang bisa membuka lapangan kerja sekitar 3000 orang.  Investasi superblock ini terdiri dari empat sektor bisnis yang berbeda, tapi semuanya berada dalam satu kawasan yang terintegrasi di atas lahan seluas 9.400 meter persegi.

Yang akan dibangun rumah sakit internasional Rp400 miliar, Hotel berbintang lima, Arya Duta Rp300 miliar, pusat perbelanjaan dan sekolah Rp600 miliar. **cea

Don't Miss

Komodo, Bagaimana Mengaturnya

Oleh: Silvester Deni Harsidi Rencana Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT),

DPR: Bagaimana Kesiapan Kemendag Bantu Daerah Ekspor Pertanian?

JAKARTA-DPR mempertanyakan kebijakan Kementerian Perdagangan dalam menggenjot ekspor komoditas pertanian