Investor Keluhkan Izin Investasi di Indonesia Masih Ruwet

Tuesday 23 Apr 2019, 11 : 47 pm
by
Presiden Jokowi memberikan sambutan pada pembukaan Kongres INI, di Istana Kepresidenan Bogor, Jabar, Selasa (23/4)

BOGOR-Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku minat investor menanamkan investasi di Indonesia sangat besar. Namun keinginan ini terkendala oleh izin investasi yang ternyata masih ruwet.

“Setiap saya bertemu dengan kepala negara, bertemu dengan investor-investor yang berada di luar negeri termasuk kemarin saat ke Saudi Arabia, mereka menyampaikan hal yang sama mereka, keinginan besar mereka untuk investasi di Indonesia. Tetapi sebelum masuk mereka begitu sangat antusias, tetapi begitu masuk, kita tahu semuanya betapa masih ruwetnya mengurus perizinan di negara kita,” kata Presiden Jokowi saat memberikan sambutan pada Pembukaan Kongres XXIII Ikatan Notaris Indonesia (INI), di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Selasa (23/4).

Presiden bersyukur, bahwa peringkat kemudahan berusaha atau Ease of Doing Business (EoDB) Indonesia saat ini melonjak drastis.

“Dulu kita di angka 120, saat ini kita sudah berada pada angka 72, sebuah lompatan besar sebetulnya dalam kemudahan berusaha di Indonesia,” jelasnya.

Presiden mengatakan minat investasi baik dari BUMN yang ada dari negara-negara lain atau investor-investor swasta yang ingin masuk ke Indonesia sangat besar. Tetapi sayangnya, keinginan itu terkendala oleh prosedur investasi yang sangat rumit.

“Ruwet artinya lama, ruwet artinya biaya yang harus dibayar lebih mahal. Ini problem yang selalu saya dengar dari investor-investor yang ingin masuk ke Indonesia,” katanya.

Artinya apa? Menurut Presiden Jokowi, eksekusi kita ini lambat. Problemnya ada di diri kita sendiri, terlalu banyak peraturan.

Tampak hadir dalam kesempatan itu antara lain Menteri ATR/Kepala BPN Sofyan Jalil, Mensesneg Pratikno, dan Ketua INI Yualita Widyadhari.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Kemiskinan Papua Jadi Komoditas

JAKARTA-Pemerintah dinilai hanya menjadikan Papua sebagai komoditas politik semata. Karena
PT Samudera Indonesia Tbk

ULN Indonesia Akhir Juli 2021 Sebesar USD415,7 Miliar

JAKARTA-Bank Indonesia (BI) mencatat Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada