Investor Saham Meningkat, Jumlahnya Mencapai 2,48 Juta

Monday 30 Dec 2019, 6 : 38 pm
by
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Nurhaida

Aktivitas perdagangan Pasar Modal Indonesia juga mengalami peningkatan yang tercermin dari kenaikan rata-rata frekuensi perdagangan yang tumbuh 21 persen menjadi 469 ribu kali per hari dan menjadikan likuiditas perdagangan saham BEI lebih tinggi diantara Bursa-bursa lainnya di kawasan Asia Tenggara.

Pasar Modal Indonesia juga berhasil mendapatkan penghargaan dari Global Islamic Finance Award (GIFA) sebagai The Best Islamic Capital Market of The Year 2019 seiring dengan terus meningkatnya aktivitas dan partisipasi investor syariah di Indonesia.

Di sector syariah, pertumbuhan jumlah saham yang masuk dalam daftar efek syariah sebanyak 441 dengan nilai kapitalisasi Rp 3.767,93 triliun.

Jumlah sukuk yang outstanding sampai dengan 27 Desember 2019 sebanyak 143 dengan nilai emisi Rp 29,83 triliun atau tumbuh sebesar 40,05%.

Reksadana syariah yang beredar per 26 Desember 2019 sebanyak 264 dengan nilai NAB sebesar Rp 55,39 triliun atau tumbuh sebesar 60,59%.

Jumlah Ahli Syariah Pasar Modal hingga saat ini sebanyak 114 pihak.

Nurhaida menambahkan, OJK telah mengeluarkan 7 Peraturan OJK, 2 Surat Edaran OJK, dan 5 Surat Edaran Dewan Komisioner OJK untuk mendukung berbagai program pembangunan nasional serta pendalaman pasar modal Indonesia, antara lain dengan memfasilitasi penerbitan instrument pasar modal jangka menengah dan panjang, baik yang bersifat konvensional, syariah maupun ramah lingkungan, pengembangan infrastruktur pasar modal melalui pemanfaatan teknologi, serta memperluas basis investor di daerah.

OJK juga berkoordinasi dengan Pemerintah dalam menyusun revisi atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, yang dilatarbelakangi sejumlah isu yaitu penyesuaian dengan standar internasional, perlunya pengaturan menyeluruh tentang pihak, aktivitas, dan kegiatan yang berkaitan dengan penghimpunan dana masyarakat, serta mempertegas posisi OJK dalam fungsi authorization, standard setter, supervision dan enforcement.

“Kedepan, dengan implementasi kebijakan moneter yang akomodatif, tren suku bunga rendah masih berlaku secara global investor akan mencari higher-yielding asset sehingga ekspektasi aliran dana masuk ke emerging countries meningkat, termasuk Indonesia,” pungkasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

UMKM Perempuan Perlu Dorongan dan Terfokus Hadapi KTT G20 Indonesia 2022

JAKARTA-Konferensi Tingkat Tinggi G20 yang akan diadakan di Indonesia pada

Setelah Dagelan BEM UI, Muncul Sketsa Komedi ala HMI MPO, KAMI, dan BEM SI

Oleh: Nuryaman Berry Hariyanto JIKA saat mengetahui Badan Eksekutif Mahasiswa