ITS Targetkan Juara Umum Kompetisi Mobil Hemat Energi

Monday 11 Nov 2013, 6 : 18 pm
by

SURABAYA-Sukses dalam gelaran Indonesia Energy Marathon Challenge (IEMC) tahun 2012 lalu, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya bertekad membawa pulang kembali juara umum pada IEMC gelaran kedua tahun 2013 ini.

Kompetisi yang akan dibuka pada Jumat (15/11) lusa di Sirkuit Kenjeran Park, Surabaya tersebut diikuti oleh 53 tim dari 30 Perguruan Tinggi (PT) atau meningkat dari jumlah peserta tahun lalu sebanyak 28 tim dari 19 PT.

“Perbedaan paling signifikan pada gelaran IEMC tahun ini terletak pada jumlah peserta yang ikut serta dalam kompetisi. Tahun lalu hanya 28 peserta, tahun ini pendaftar mencapai 80 peserta dan yang lolos race sebanyak 53 peserta,” jelas Sekretaris Panitia Pelaksana IEMC 2013 Kenan Sihombing, dalam jumpa pers di Rektorat ITS, Senin (11/11).

Hal tersebut menunjukkan bahwa tingkat persaingan juga akan semakin ketat.

Menurut Kenan, ke-53 peserta tersebut telah dinyatakan lolos seleksi administratif dan penyusunan progress report.

Untuk race sendiri, mobil harus dinyatakan lolos scrut, di mana mobil akan diperiksa oleh teknisi berdasarkan ketentuan dimensi, berat, safety dan sebagainya.

Mobil juga harus dapat menuntaskan delapan lap dalam waktu yang telah ditentukan.

Memang tidak jauh berbeda dari pelaksanaan IEMC sebelumnya, regulasi yang digunakan masih mengacu pada kompetisi Shell Eco Marathon (SEM), kompetisi mobil hemat bahan bakar dalam lingkup internasional.

“Tetap ada dua kategori yang dilombakan, yakni Urban Concept dan Prototype,” imbuh mahasiswa jurusan Teknik Mesin ITS ini.

Untuk waktu delapan lap yang harus ditempuh tersebut, kategori Urban Concept tidak boleh lebih dari 30 menit, sedangkan Prototype 26 menit.

Untuk kategori Urban Concept  sendiri merupakan pembuatan kendaraan dengan ketentuan memiliki empat roda, memiliki desain dan juga tampilan seperti mobil pada umumnya, juga memenuhi kualifikasi on-road.

Sedangkan untuk kategori prototype harus memiliki desain kendaraan masa depan, bisa memiliki tiga atau empat roda, dan desain yang digunakan dapat memaksimalkan aspek aerodinamika.

Kedua kategori tersebut juga dikelompokkan lagi dalam tiga kelas berdasarkan bahan bakar yang digunakan mobil, yakni bensin, solar, dan listrik.

Bahan bakar yang akan digunakan race pun ditentukan oleh panitia. Yakni 100 mililiter untuk kategori Prototype dan 200 mililiter untuk kategori Urban Concept.

Nantinya yang terbaik adalah mobil yang menggunakan bahan bakar paling sedikit untuk menyelesaikan delapan lap dalam waktu yang ditentukan.

Rupanya, dalam pelaksanaan kedua ini kategori yang didominasi peserta masih sama dengan tahun lalu.

Yakni kategori yang berbahan bakar bensin, baik Urban Concept maupun Prototype.

“Yang paling sedikit diesel, karena memang sulit merancang mobil, apalagi prototype yang berbahan bakar diesel,” kata Kenan.

Pernyataan tersebut dipertegas oleh Kepala Badan Pembinaan Kemahasiswaan dan Hubungan Alumni ITS Dr Ir Bambang Sampurno MT, bahwa kesulitan yang dihadapi ketika menggunakan bahan bakar diesel adalah penyesuaian dimensinya dengan desain mobil.

Karena itu, dimaklumi bila jumlah peserta untuk kategori ini tidak sebanyak kategori lainnya.

Untuk melancarkan targetnya menjadi juara umum, ITS mengirimkan satu mobil untuk setiap kelas kategori.

Ada ITS Team 1 dan ITS Team 3 masing-masing di kategori Prototype dan Urban Concept bensin., ITS Team 4 dan ITS Team 2 untuk Prototype dan Urban Concept diesel, serta ada Suro Listrik dan Nagageni II di kategori Prototype dan Urban Concept listrik.

Enam mobil tersebut yang nantinya akan berlaga di IEMC 2013. Di mana ITS Team 1, 2, 3, 4 merupakan Tim Sapu Angin dari jurusan S1 Teknik Mesin, Suro Listrik dari D3 Teknik Mesin, dan Nagageni II dari D3 Teknik Elektro.

“Kami sudah berusaha semaksimal mungkin selama ini dengan melakukan berbagai pembenahan, juga meningkatkan efisiensi dari berbagai komponen, selain itu faktor yang paling berpengaruh adalah driver-nya,” terang dosen Jurusan Teknik Mesin ITS ini.

Keinginan untuk menyapu bersih setiap kategori terus digenggam oleh Tim ITS.

Dengan modal pengalamannya race dalam ajang internasional, ITS menargetkan untuk dapat kembali memenangkan kompetisi IEMC ini.

Meski diprakarsai oleh Jurusan Teknik Mesin ITS yang kini sudah menjadi agenda tahunan Ditjen Pendidikan Tinggi (Dikti) Kemdikbud, IEMC tak pernah menuai complain terkait hasil kompetisi.

“Ya itu karena kami harus fair, panitia ya panitia, peserta ya peserta, tidak ada keberpihakan,” pungkas Bambang.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Sumbang 61,07% PDB Indonesia, Digitalisasi UMKM Dioptimalkan

JAKARTA-Pemerintah telah menargetkan agar pada tahun 2024 mendatang, jumlah pelaku

Pengembangan WPPI Luar Jawa Terus di Genjot

JAKARTA-Kementerian Perindustrian (Kemenperin) bertekad terus mendorong pengembangan Wilayah Pusat Pertumbuhan