JAKARTA-Lembaga jasa keuangan diminta jangan asal menawarkan produk-produknya kepada masyarakat. Karena itu, perlu menerapkan standar layanan dengan hati-hati. “Kita ingin penawaran ada standarnya,” ujar Direktur Pembelaan Hukum Perlindungan Konsumen Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Heni Nugraheni Kamis (5/6/2014).
Menurut Heni, penawaran yang sembarangan justru bisa meresahkan masyarakat. Pasalnya, terkait dengan maraknya penawaran produk jasa keuangan melalui layanan pesan singkat (SMS) atau telepon. “Yang agak mencuat pemasaran lewat sms dan telepon,” ucapnya.
Lebih jauh Heni meminta lembaga keuangan mengurangi langkah yang kurang etis. “Prinsipnya perbankan jangan terlalu annoying menawarkan produk, baik lewat SMS atau telepon, jadi jangan sembarangan,” terangnya
Dia menjelaskan, penawaran produk melalui SMS atau telepon dinilainya tidak tepat sasaran. Pasalnya, penawaran hanya dilakukan satu arah. “Kalau lewat SMS dan telepon tidak tersampaikan, apakah itu cocok dengan kebutuhan mereka. Misal usia 70 tahun dikasih produk 30 tahun, itu nggak sesuai, kalau nggak ada penjelasan detil dia gampang tergoda,” paparnya.
Saat ini, kata Heni, belum teregistrasi dengan baik nomor HP konsumen. “Jadi hari ini dapat tawaran, besok dapat lagi dengan nomor berbeda, terus saja begitu,” paparnya
Heni menambahkan, munculnya hal ini tak terlepas dari pengaduan masyarakat yang merasa terganggu atas penawaran produk-produk dimaksud. “Kita tidak melarang tapi prinsip harus terpenuhi dan harus ada persetujuan konsumen, risko juga harus disampaikan, ini menyangkut kerahasiaan, kok mereka tahu data konsumen, itu kejahatan perbankan namanya,” pungkasnya. (ek)
