Jatim Butuh Dana Rp 1 Triliun Untuk Membeli Sapi Perah

Friday 7 Nov 2014, 3 : 24 pm
by

SURABAYA-Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Jatim) membutuhkan dana sekitar Rp 1 triliun untuk menambah populasi sapi perah. Dana segar itu rencananya digunakan untuk membeli 26 ribu ekor sapi perah impor. “Jatim idealnya memiliki 26 ribu ekor sapi perah. Dengan estimasi perhitungan produksi susu sapi perah impor 20 liter, kekurangan 520 ribu ton susu per hari akan tercukupi.Kita sudah targetkan selama beberapa tahun terakhir ini agar mampu memenuhi target, pada tahun 2014 sudah mencapai 4500 ekor sapi,” ujar Kepala Dinas Peternakan Provinsi Jatim, Maskur di Surabaya, Kamis (6/11).

Dia mengaku, setiap tahun selalu diusulkan anggaran untuk menambah populasi sapi perah, dan tahun ini akan didatangkan sebanyak 490 ekor sapi perah. Saat melakukan pembelian, sejarah/record tiap sapi harus diketahui secara detail baik induknya maupun kemampuan produksinya.”Peternak yang mendapatkan bibit sapi ini tidak akan rugi, karenanya kami himbau bagi peternak yang mendapatkan bibit tersebut untuk merawat dan memelihara sebaik mungkin. Agar petani bisa mendapatkan hasil susu maksimal dan sapi perah itu bisa berkembang optimal,” pungkasnya

Sementara itu, Pemprov Jatim mendatangkan 245 ekor sapi perah impor, untuk meningkatkan produksi susu. Ini penting karena kebutuhan konsumsi susu masyarakat terus meningkat, dan Jatim merupakan salah satu pemasok susu terbesar secara nasional.Kita ingin meningkatkan produksi susu, sehingga Jatim bisa menjadi pemasok susu terbesar. Selain itu, juga untuk meningkatkan kesejahteraan peternak sapi perah, sebab harga susu per liter di petani hanya Rp. 4500, padahal kualitas susu di Jatim termasuk yang terbaik,” jelasSekretaris Daerah Provinsi Jawa Timur Dr. H. Akhmad Sukardi, saat meninjau kedatangan 245 ekor sapi perah dari Australia di Lanud Juanda, Sidoarjo, Kamis (6/11).

Dia mengatakan, sapi-sapi perah itu nantinya akan dibagikan kepada kelompok peternak, tetapi tetap di bawah pengawasan Dinas Peternakan. Pembagian sapi perah juga akan diprioritaskan di daerah potensial pengembangan yang berhawa dingin. “Pembagian sapi perah impor ini akan diutamakan di daerah-daerah dingin, karena daerah asal sapi ini beriklim dingin. Dengan demikian sapi-sapi itu nantinya akan mudah beradaptasi,” imbuhnya.

Diharapkan, dengan diberikannnya bantuan sapi perah impor para peternak sapi perah akan semakin sejahtera. Selain produksi yang lebih banyak mencapai 20 liter per hari, dibanding sapi lokal yang hanya 8 liter per hari, masa produksinya juga lebih lama. “Dengan produksi lebih banyak dan masa produksi lebih lama, diharapkan petani bisa mendapatkan harga lebih tinggi dan cakupan penjualan susunya lebih luas,” harapnya.

Sukardi memuji proses pengiriman sapi-sapi perah itu dari Australia sampai ke Indonesia, semua sapi di packing dengan aman dan memperhatikan kenyamanannya. Selain itu kesehatan sapi-sapi itu juga terus dikontrol selama perjalanan. “Model packing sapi-sapi itu sangat memperhatikan asas hewani, tentu saja ini dimaksudkan agar sapi-sapi itu terjaga kesehatannya,” pungkasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Chattra Kebaya Berbagi Cerita di Mubes IWO

JAKARTA-Paguyuban Chattra Kebaya berkesempatan berbagi cerita mengenai kegiatannya di sela-sela

Percepat Konversi Gas Solusi Ketergantungan Minyak

JAKARTA- Kebijakan konversi Bahan Bakar Minyak (BBM) ke Bahan Bakar