JK Dinilai Tak Paham Ajaran Bung Karno

Tuesday 29 Apr 2014, 1 : 48 pm
Kompasiana.com

JAKARTA-Langkah Jokowi yang akan menggandeng JK dianggap sebagai sebuah kasalahan fatal. Karena pemikiran JK lebih pro pasar ketimbang memperbaiki subsidi BBM. “Malah waktu jadi wapresnya SBY, JK itu programnya menaikan BBM dan getol mewacanakan pencabutan subsidi,’’ kata Pengamat politik yang juga aktivis mahasiswa Angkatan 1978 Syafril Sjofyan kepada kepada wartawan, Selasa (29/4).

Menurut Syahril, gaya dan tipikal JK kurang disukai rakyat kebanyakan, termasuk para santri. Jadi bukan tidak mungkin,  Jokowi akan kehilangan dukungan dari kalangan Sukarnois di Jawa. Apalagi ideologi JK bukanlah Trisakti yang merupakan ajaran Bung Karno.

Lebih jauh Syahril, menilai ketokohan JK kurang mengakar di kalangan warga nahdliyin. Bahkan di kampung halamannya sendiri JK mengalami banyak resistensi.

Sementara itu Dosen Universitas Moestopo, Lukman Hakim, mengatakan sudah saatnya Jokowi dan elit PDIP mencari figur bersih dan lebih muda, serta memahami persoalan ekonomi bangsa seperti diamanatkan dalam UUD 45.

Elit PDIP masih punya cukup waktu untuk mencari figur yang tepat guna mendampingi Jokowi, kata Lukman, caranya  dengan mendengarkan kehendak masyarakat yang menginginkan negeri ini menjadi lebih baik, bersih, dan berdaya saing dalam menghadapi tantangan zaman.

Lebih jauh Lukman menegaskan, Jokowi harus  berpasangan dengan figur yang selain memiliki dukungan NU, juga memiliki kesamaan ideologi dengan pemilih tradisional PDI Perjuangan. “Ekonom senior Rizal Ramli merupakan figur yang bisa mewakili pemilih dengan dua karakteristik tersebut,” ujarnya

Menurutnya, Rizal dikenal luas dan memiliki jaringan kuat baik dengan kalangan NU formal maupun kultural. Di kalangan Nahdlyin, Rizal dikenal dengan nama Gus Romli. Sementara untuk pemilih tradisional PDI Perjuangan, Rizal yang merupakan salah seorang menteri kepercayaan Gus Dur, sejak lama berjuang menegakan kedaulatan dan kemandirian bangsa. “Jika bersama Rizal Ramli, Jokowi juga akan mendapat dukungan dari gerakan buruh yang luas. Dukungan ini jelas tidak akan dimiliki JK yang mewakili kelas pengusaha,” pungkasnya. (ek)

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

1 Syawal 1437H Jatuh Pada Rabu, 6 Juli 2016

JAKARTA-Sidang Penetapan (Isbat) awal Syawal 1437H yang dipimpin oleh Menteri

Ekspor Kulkas Tembus USD 374 Juta, Karya Anak Bangsa Diakui Pasar Global

JAKARTA-Indonesia kembali dapat berbangga, karena salah satu produk elektronika, yakni