JK: Indonesia Negara Berpenduduk Muslim Paling Aman

Sunday 2 Nov 2014, 7 : 34 pm
by

JAKARTA-Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla (JK)  menilai Indonesia merupakan negara dengan penduduk muslim terbesar yang menjalankan demokrasi dengan baik, dibandingkan pemilihan umum (pemilu) yang dilakasanakan di beberapa negara seperti Filipina, Pakistan, India, Afganistan, Thailand dan negara lainnya terkadang memakan banyak korban. “Alhamdulillah dalam dua pemilu ini tidak ada korban tewas satu pun karena korban konflik. Di antara negara penduduk Islam di dunia, Indonesia adalah negara paling aman,” ucap JK a ketika membuka Musyawarah Nasional Alim Ulama dan Konferensi Besar Nahdlatul Ulama 2014 di Gedung PBNU, Jakarta Pusat, Sabtu (1/11).

Dia mengataka negara Islam besar seperti Pakistan, Afganistan, Irak, Syiria, Mesir, Libya, Sudan, dan Nigeria mengalami konflik yang menyebabkan korban jiwa antar warganya, baik antara mereka juga dengan pihak luar. Indonesia, walau memiliki penduduk yang besar, beragam suku dan bahasa, serta bermacam-macam agama tidak terjadi konflik. “Islam Indonesia selalu moderat dan menjadi pemersatu bangsa. Hal itu tidak lepas daripada peranan para alim ulama,” ujarnya.

Alim ulama, kata Wapres, selalu memberikan ta’ziah kepada seluruh umatnya. “Dan juga pimpinan-pimpinan yang lainnya, yang telah memberikan hal-hal yang baik, dan juga tentu petugas-petugas negara, keamanan dan sebagainya yang menjaga keamanan dan harmoni bangsa ini.,” jelasnya.

Tetapi, Wapres mengingatkan setelah hampir 70 tahun merdeka, 15 konflik yang terjadi di tanah air disebabkan oleh masalah ideologis dan ketidakadilan. “Pada saat di Poso, Ambon dan Aceh, mereka merasa ada ketidakadilan. Menjaga persatuan tentu hal yang harus diperhatikan,” ucapnya.

Wapres menggarisbawahi ketidakadilan yang terjadi di bidang ekonomi, dimana saat ini di Indonesia perbandingan antara tingkat pendapatan antara golongan atas dan golongan bawah atau yang dikenal sebagai keofisien gini mencapai 0,43. Sebagai catatan, kata Wapres, Arab Spring, memberontaknya masyarakat di negara-negara Arab pada saat ketidakadilan mencapai 0,45%. “Artinya adalah kita harus memperbaiki semua itu.,” imbuhnya.

Wapres sering menggambarkan kemiskinan secara sederhana. Apabila ada 100 orang miskin, kata Wares, biasanya 90 umat, tetapi apabila 100 orang kaya umatnya barangkali hanya 10. “Kita tidak ingin mengatakan yang kaya itu harus turun, tidak, bagaimana yang tidak mampu itu menjadi lebih maju,” ujar Wapres.

Untuik itu Wapres selalu menggambarkan kalau ada pembagian zakat hampir selalu terjadi desak-desakan, dan kadang pernah ada yang meninggal, termasuk waktu di depan rumahnya. Hal ini terjadi karena jumlah muzzaki (pemberi zakat) sedikit, tetapi mustahiq (penerima zakat) sangat banyak jumlahnya. “Jadi untuk mengatasi itu artinya muzzaki-nya harus diperbanyak. Apabila itu kita jalankan, atasi maka Insya Allah NKRI tidak pernah akan menjadi pudar,” ujarnya.

Walaupun ada juga konflik-konflik di daerah-daerah, kata Wapres, tetapi lebih kepada ideologis yang radikal. Wapres menjelaskan bahwa kalau terdapat gerakan ISIS, bom bunuh diri, ada orang membunuh pihak lain. “Kenapa terjadi demikian? Karena ada pihak yang menjual murah surga. Jadi inti daripada bom bunuh diri itu tergantung kepada radikalisme itu yang menjual murah surga,” ujar Wapres.

Menjual murah surga, kata Wapres, cukup dengan hanya mengatakan bahwa dengan membunuh atau dibunuh akan masuk surga, karena mereka tidak cari uang, “Kenapa tidak cari uang? Karena mau mati-kan, tidak mencari jabatan, karena sudah siap mati, yang dia dilakukan ialah masuk surga,” ujar Wapres.

Untuk itu, Wapres berharap peranan bersama untuk menyadarkan seluruh umat. “Bahwa surga itu tidak segampang itu, tidak diobral seperti itu. Dan tentu dengan paham-paham lainnya,” ucap Wapres.

NU sering dikatakan Wapres, adalah sebuah payung besar, dimana dibawahnya adalah kegiatan-kegiatan individual. “Sebenarnya Nahdatul Ulama mempunyai sifat kewirausahaan yang kuat, karena kegiatan yang terjadi dibawah adalah kegiatan perorangan, kiai-kiai dan sebagainya, tanpa campur tangan daripada organisasi, tetapi menjadi payungnya dalam pesantren-pesantren, bukan pesantren NU secara langsung,” kata Wapres.

Berbeda dengan Muhammadiyah yang memiliki aset langsung, seperti sekolah, rumah sakit “Kita tidak. Artinya adalah NU sebenarnya mempunyai sifat entrepreneur yang kuat, karena mempunyai kemandirian yang besar. Karena sifat-sifat kemandirian itulah tentu yang dapat membina kekuatan yang besar, dalam umat ini,” ucap Wapres.

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Asya, Proyek Astra Modern Land Hadirkan Cluster Semayang

JAKARTA-Asya, sebuah proyek hunian terpadu di Jakarta Garden City, Jakarta

BI Yakin Neraca Transaksi Membaik

JAKARTA-Bank Indonesia (BI) memperkirakan nilai transaksi berjalan di kuartal I-2013