Jokowi: Berapapun Beras yang Dibutuhkan Pasar, Kami Berikan

Wednesday 25 Feb 2015, 4 : 19 pm
by

JAKARTA-Pemerintah menjamin ketersediaan pasokan beras dipasar agar tidak menimbulkan gejolak kenaikan harga. Saat ini, posisi cadangan beras berada di angka 1,4 juta ton. Jumlah tersebut cukup untuk menjaga pasokan beras di pasaran. “Saya tegaskan kembali, berapapun yang di butuhkan di pasar akan kami berikan,” kata Presiden Joko Widodo di Gudang Bulog, Kelapa Gading, Jakarta, Rabu (25/2).

Dia menjelaskan meroketnya harga beras belakangan ini hingga di atas Rp 10 ribu per kilogram (kg) tersebut lebih disebabkan karena masalah distribusi.  Selain itu,  factor cuaca menjadi kendala utama yang mengurangi kualitas beras dan terhambatnya distribusi dari beberapa daerah. Namun begitu, memasuki bulan Maret dan April, dipastikan akan ada panen raya. “Sebentar lagi akan ada panen raya, di situ akan menjadi pasokan baru bagi Bulog,” kata Jokowi.

Seperti diketahui, untuk mengendalikan harga beras, Jokowi hari ini telah melepaskan setidaknya 98 truk yang mengangkut beras dalam rangka operasi pasar.

Oprasi pasar yang dilakukan pemerintah ini sekaligus juga mendistribusikan raskin yang dibandrol seharga Rp 1.600 per kg. Sementara untuk harga beras yang difungsikan untuk operasi pasar dibandrol dengan harga Rp 7400 per kg.

Dalam operasi pasar saat ini, perum Bulog akan menyerahkan sekitar 2.000 ton per hari. Operasi pasar tersebut juga akan dilakukan di pasar Cipinang.

Sebelumnya Menteri Perdagangan (Mendag) Rachmat Gobel mengaku siap melakukan segala hal demi menurunkan harga beras yang saat ini di atas Rp 10 ribu per kilogram (kg). Salah satunya dengan melakukan operasi pasar melalui Perum Bulog yang diharapkan harga beras segera turun. Tidak hanya melakukan operasi pasar, Mendag mengaku juga meminta Perum Bulog untuk mengaudit pola distribusi beras yang selama ini dilakukannya.

Audit yang diperintahkan tersebut mulai dari cara pengambilan keputusan hingga ke daerah operasi.‎ “Untuk menciptakan transparansi, Mendag juga meminta Bulog kembali mengkaji ulang penunjukkan pedagang sehingga dapat diketahui ke mana beras disalurkan,” ujarnya.

Sementara itu, Sekjen Organisasi Pekerja Seluruh Indonesia (OPSI), Timboel Siregar  mengatakan kondisi harga beras yang saat ini naik hingga rata-rata 30% menunjukkan bahwa peran Bulog yang selama ini diharapkan dapat menstabilkan harga beras, ternyata tidak mampu menghadapi permainan para spekulan dalam mengatur rantai distribusi beras. “Kenaikan harga beras ini merupakan bukti kegagalan pemerintah mengendalikan inflasi,” ujarnya.

Dia menilai, adanya kegagalan pemerintah dalam mengatasi harga beras yang sangat tinggi ini, maka pemerintah harus bertanggung jawab dan mencarikan solusi agar harga beras dapat kembali normal. Selain itu, pihaknya juga meminta Bulog agar mampu melakukan operasi pasar di kawasan-kawasan industri.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Dalam RUU PPK, Pesantren Dapat Dana APBN

JAKARTA-Kalangan DPR berupaya agar dunia pesantren mendapat perhatian dari pemerintah.

Turun, Tekanan Inflasi Kota Tangerang

TANGERANG-Tekanan inflasi tahunan kota secara umum mengalami penurunan dari 10.76%