Jokowi Butuh “Cawapres Kuat”

Friday 25 Apr 2014, 11 : 17 pm

JAKARTA-Cawapres yang kuat boleh dibilang bisa menentukan kemenangan dalam kompetisi pilpres 2014.  Ada dua sosok cawapres kuat, Rizal Ramli dan Ketua KPK Abraham Samad. Hanya saja Abraham Samad masih diragukan keberaniannya membongkar kasus Hambalang, Century, maupun pajak Hadi Poernomo.
“Selama ini KPK tak berani menindak orang-orang yang dekat dengan lingkaran kekuasaan,” kata Koordinator Gerakan Indoensia Bersih (GIB) Adhie Massardi dalam diskusi “Cawapres Jokowi dan Prabowo” di Jakarta, Jumat (25/4/2014)

Menurut Adhie, tingkat kepercayaan publik masih tinggi  terhadap KPK dalam pemberantasan korupsi. “Track record Abraham Samad sebagai penegak hukum masih dipertanyakan. Karena itu, saat ini Abraham Samad masih sebatas sebagai simbol pemberantasan korupsi,” ungkapnya

Dengan demikian yang cocok sebagai cawapres Jokowi maupun Prabowo adalah Rizal Ramli. “Dia ekonom pro rakyat di era pemerintahan KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur), punya integritas, memiliki jaringan luas di dalam dan luar negeri,” ujarnya.

Adhie menyinggung perilaku Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar yang namanya tiba-tiba muncul dalam pencawapresan di Jokowi maupun Prabowo. Padahal, sebelumnya PKB secara terang-benderang mencapreskan Raja Dangdut Rhoma Irama, Mahfud MD, dan Jusuf Kalla. “Tapi, setelah PKB dalam hitungan cepat mendapat suara signifikan dibanding pemilu sebelumnya, dan tiba-tiba nama Muhaimin muncul. Itu aneh dan jelas tak memiliki etika politik, karena suara rakyat itu langsung dikonversi sebagai cawapres,” jelas mantan jubir Gus Dur itu. **cea

Don't Miss

Transaksi di Indonesia Masih Pakai Dollar Terancam Sanksi Pidana

JAKARTA-Pemerintah dan Bank Indonesia (BI) kembali mensosialisasikan Undang-Undang No 7/2011

Soal Pelanggaran Etika, Haryono: Sudah Diatur UU No 30/2002

JAKARTA-Mantan pimpinan KPK Haryono Umar menegaskan masalah pelanggaran etika status