Kelangkaan Bawang Kerek Kemiskinan 1,32%

Thursday 21 Mar 2013, 7 : 27 pm
kompas

JAKARTA-Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Dhany Agung mengungkapkan melonjaknya harga bawang di beberapa daerah menimbulkan dampak negatif. Bukan hanya memukul UKM olahan yang menggunakan bawang. “Namun juga menambahkan kemiskinan di pedesaan sekitar 1,15% dan perkotaan sekitar 1,32%,” katanya di Jakarta,(21/3).

Padahal, kata Dhany lagi, harga bawang normalnya untuk Indonesia itu sekitar Rp16.000/kg-Rp18.000/kg. Tidak boleh lebih dari itu. “Karena kalau sampai lebih dari itu, jelas membuat susah konsumen. Apalagi mayoritas kemiskinan itu 60% di pedesaan, terutama petani,” tambahnya.  

Menurut Dhany, dari hasil penelitiannya di beberapa daera ternyata menjadi petani bawang tidak tidak terlalu menarik. Karena tingkat resikonya lebih besar ketimbang padi. Namun anehnya, budidaya lele lebih menguntungkan ketimbang bertani padi.  “Apalagi support untuk petani bawang hanya sekitar 5%,” ujarnya.

Anehnya lagi menurut Dhany, impor bawang itu bukan saja dari China, tapi juga dari Belanda, Perancis, dan India. “Jadi, memang harus ada proteksi atau perlindungan untuk ketahanan pangan di negeri ini dengan peningkatan produksi, keseimbangan harga dengan barang impor, insentif petani dan atau bisa melibatkan Perum Bulog,” pungkasnya. **can

 

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Pemerintah Resmi Dirikan Universitas Islam Internasional Indonesia

JAKARTA-Presiden Joko Widodo telah menandatangani Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 57
Penghentian sementara perdagangan saham TIRA terbatas pada upaya untuk melakukan cooling down

Butuh Modal Kerja, BLTZ Siap Pinjam ke Shinhan Bank Senilai Rp41 Miliar

JAKARTA-PT Graha Layar Prima Tbk (BLTZ) berencana melakukan pinjaman kepada