Kemendag Harus Respon China Soal Manggis

Tuesday 28 May 2013, 8 : 53 pm
republika.co.id

JAKARTA-Gara-gara buah Manggis Indonesia ditolak China, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa minta agar Kementerian Perdagangan segera merespon tindakan China.  “Inilah tugas dari Kementerian Perdagangan kita, harus kita pertanyakan mengapa ditolak, ada apa?,” katanya di Jakarta, Selasa,(28/5).

Menurut Hatta, Kemendag harus berani melakukan sikap tegas. Namun demikian, harus dijaga perdagangan Indonesia. “Jadi jangan hal-hal semacam ini menimbulkan dampak kepada perdagangan. Jadi harus dibuktikan,” jelasnya.

Terkait tuduhan China, produk buah manggis asal Indonesia mengandung logam berat dan organisme penyakit tanaman (OPT), menurut besan Presiden SBY, tudingan itu harus dibuktikan secara ilmiah oleh China. Indonesia juga bisa menuding buah dan produk asal China tidak layak konsumsi di Indonesia. “Buktikan kalau ada penyakit dan logam berat. Kita juga bisa mengatakan, eh barang kamu (China) ada logam dan penyakit. Kalau kita menuduh harus kita buktikan,” tegasnya

Hatta meminta Kementerian Perdagangan memberikan alasan secara detil terkait isu yang menyangkut buah lokal Indonesia. Dikatakan Hatta, atas kejadian akan menimbulkan dampak negatif terhadap produk buah lokal Indonesia yang tidak bisa mendunia.

Padahal beberapa waktu lalu, semenjak diberlakukannya moratorium produk holtikultura impor, para petani manggis di Kabupaten Lebak, Banten, menggeliat.”Moratorium ini tentu menguntungkan petani karena produk buah-buahan bisa membanjiri pasar domistik,” kata Abdulah, seorang petani rambutan warga Kecamatan Curugbitung Kabupaten Lebak, Sabtu.

Saat itu, petani mulai bersemangat kembali untuk mengembangkan perluasan tanaman rambutan pascamoratorium hortikultura impor. “Kami yakin pendapatan petani meningkat jika buah-buah impor itu tidak ada di pasar nasional,”

Salah seorang petani manggis Kecamatan Lebak Gedong, Kabupaten Lebak, Ahmad mengatakan pihaknya terus mengembangkan tanaman manggis guna meningkatkan pendapatan ekonomi keluarga. Sebab manggis di sini jika panen dipasok ke Pasar Eropa melalui perusahaan dari Jakarta. “Kami yakin ke depan manggis Lebak bisa membanjiri pasar domestik,” katanya.

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Dede Supriatna mengatakan pihaknya mendorong petani agar mengembangkan dan memperluas tanaman buah-buahan guna memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri pascamoratorium impor.

Selama ini, Kabupaten Lebak memiliki sentra penghasil rambutan, durian dan manggis terbesar di Provinsi Banten. Saat ini, menurut dia, permintaan akan manggis untuk pasar domestik meningkat.

Kelebihan manggis Kabupaten Lebak rasanya manis sedikit asam dengan warna kulit ungu, dan berat antara 120 sampai 150 gram per buah. “Saya kira manggis Lebak memiliki keunggulan dibanding dari negara Thailand, Filipina dan Vietnam,” pungkasnya. **

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Pembangunan Infrastruktur Dorong Pertumbuhan Ekonomi

JAMBI-Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla  berharap gencarnya pembangunan infrastruktur yang

Cegah Negara Gagal, Pemerintah Diminta  Alihkan Proyek Infrastruktur Bermanfaat Rendah

JAKARTA – Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia meminta pemerintah Indonesia