Kemenkeu Bantah Data Penduduk Miskin Versi SBY

Wednesday 1 Aug 2018, 4 : 24 pm

JAKARTA-Kementerian Keuangan membantah pernyataan Ketum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang menyebutkan penduduk miskin di Indonesia berjumlah 100 juta orang. Alasannya penghitungan yang dilakukan adalah tidak benar. “Untuk penghitungan poverty line, Bank Dunia tidak menggunakan nilai tukar kurs dolar sebagaimana yang dipakai dalam kurs sehari-hari,” kata Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kementerian Keuangan RI, Nufransa Wira Sakti dalam siaran pers Rabu (1/8/2018).

Dalam penghitungan tersebut disampaikan bahwa kursnya 13.300 rupiah, sedangkan Bank Dunia dalam penghitungannya menggunakan  nilai tukar sebesar 5.639 rupiah untuk tahun 2018 ini. “Jadi, nilai tukar ini berbeda karena memperhatikan Purchasing Power Parity. Nilai tukar PPP didapat dengan memperbandingkan berapa banyak yang diperlukan untuk membeli sekaranjang barang dan jasa yang sama di masing masing negara,” ujarnya

Kedua, untuk Indonesia garis kemiskinan 1,9 dolar PPP untuk tahun 2018 setara dengan 321.432 rupiah per kapita per bulan dan ini berarti 1.9 PPP angka kemiskinan untuk Indonesia adalah 4,6 persen dan jumlah orang yang dibawah garis kemiskinan adalah sekitar 12.15 juta jiwa.

Sedangkan angka kemiskinan nasional Indonesia yang baru dikeluarkan BPS menunjukkan angka 9.82 persen dengan jumlah orang miskin sebesar 25,95 juta jiwa. “Jadi, jumlah orang miskin berdasarkan 1,9 dolar PPP jauh lebih kecil dari 100 juta dan bahkan jauh lebih kecil dari jumlah orang miskin berdasarkan garis kemiskinan nasional yang dikeluarkan BPS,” ujar Nurfansa.

Ketiga, Bank Dunia menggunakan garis kemiskinan PPP dan garis kemiskinan nasional masing masing negara untuk dua tujuan yang berbeda.  Garis kemiskinan PPP digunakan untuk memonitor sampai sejauh mana dunia secara keseluruhan pada jalur yang tepat (on track) dalam menangggulangi kemiskinan ekstrem.

Sedangkan dalam melihat permasalahan kemiskinan, profil dan apa yang perlu dilakukan dalam mempercepat pengentasan kemiskinan disuatu negara, bank dunia menggunakan garis kemiskinan yang digunakan otoritas statistik negara tersebut.

Hal itu dilakukan untuk memastikan bahwa garis kemiskinan tersebut sesuai dengan pilihan  konsumsi orang miskin dinegara tersebut. Laporan Bank Dunia tentang kemiskinan dan ketimpangan di Indonesia seperti “Making Indonesia Work for the Poor” (2006) maupun Indonesia Rising Divide (2015) sepenuhnya menggunakan garis kemiskinan BPS.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Inpres Kamnas Dikhawatirkan Dorong Peran TNI

JAKARTA-Instruksi Presiden (Inpres) No. 2 tahun 2013 tentang Peningkatan Efektifitas

Tanamkan Rasa Cinta Indonesia, Pemuda NTT Gelar Kirab Budaya

JAKARTA-Mahasiswa dan pemuda Nusa Tenggara Timur (NTT) yang tergabung dalam