JAKARTA-Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto mengaku sedang mendorong percepatan pembangunan kawasan industri di luar Jawa. Tahun ini yang ditargetkan dapat beroperasi sebanyak delapan kawasan industri karena sudah tahap konstruksi, dan 10 kawasan industri lainnya yang masih tahap perencanaan terus digenjot agar juga bisa segera beroperasi.
“Delapan kawasan industri yang akan beroperasi pada tahun 2019, yaitu di Tanjung Buton, Landak, Lhokseumawe, Maloy, Ladong, Medan, Tanah Kuning, dan Bitung,” sebutnya.
Sedangkan, 10 kawasan industri yang masih tahap perencanaan, yakni di Kuala Tanjung, Kemingking, Tanjung Api-api, Gandus, Tanjung Jabung, Tanggamus, Batulicin, Jorong, Buli dan Teluk Bintuni.
Kemenperin mencatat, sampai
November 2018, telah beroperasi 10 kawasan industri yang termasuk
proyek strategis nasional (PSN). Ke-10 kawasan industri tersebut,
berlokasi di Morowali, Bantaeng, Konawe, Palu, Sei Mangkei, Dumai,
Ketapang, Gresik, Kendal, dan Banten.
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 58 Tahun 2017 tentang Percepatan Pelaksanaan PSN, terdapat23 kawasan industri yang ditetapkan sebagai PSN.
“Pengembangan kawasan industri menjadi perhatian utama pemerintah karena mampu mewujudkan perekonomian yang inklusif dan Indonesia sentris,” tutur Menperin.
Airlangga menjelaskan, kawasan industri di Jawa akan difokuskan pada pengembangan jenis industri tertentu, sedangkan pengembangan kawasan industri baru di luar Jawa diarahkan pada industri berbasis sumber daya alam dan pengolahan mineral.
Diproyeksi bisa terjadi peningkatan kontribusi sektor industri pengolahan nonmigas di luar Jawa sebesar 60 persen dibanding di Jawa.
Airlangga menambahkan, pembangunan kawasan industri diyakini pula dapat meningkatkan nilai investasi di Indonesia.
“Bahkan, dengan berdirinya pabrik akan menyerap banyak tenaga kerja lokal. Ini salah satu bukti dari multiplier effect aktivitas industrialisasi,” terangnya.
Berdasarkan
catatan Kemenperin selama periode tahun 2015-2017, sektor manufaktur
yang telah menanamkan modalnya di seluruh kawasan industri di Indonesia
mencapai Rp 126,5 triliun. Investasi selama tiga tahun tersebut terdiri
dari pananaman modal asing (PMA) sebesar Rp103 triliun dan penanaman
modal dalam negeri (PMDN) hingga Rp23,5 triliun.
Di samping itu, Airlangga
menyampaikan, pihaknya bertekad memfasilitasi pembangunan politeknik di
kawasan industri. Upaya ini guna memudahkan perusahaan mendapatkan
tenaga kerja kompeten sesuai kebutuhan zaman sekarang, terutama dengan
adanya perkembangan teknologi industri 4.0.
“Kami telah memfasilitasi pembangunan Politeknik Industri Logam di Morowali dan Politeknik Industri Furnitur di Kendal,” tandasnya.
Langkah membangun kualitas sumber daya manusia ini sejalan dengan implementasi Making Indonesia 4.0 serta program prioritas pemerintah pada tahun 2019 yang akan dilaksankan secara masif melalui kegiatan pendidikan dan pelatihan vokasi.