TANCAP “GAS”
Sementara itu Ketua Alumni Sekolah Tinggi Akutansi Negara (STAN) DR. Cris Kuntadi, CA, CPA, QIA, CGMA, CfrA, menegaskan bahwa UI memerlukan figur rektor yang berpengalaman, memahami UI secara baik, memiliki jiwa kewirausahaan dan memahami tata kelola yang baik.
“Pengalaman mengelola kampus menjadi penting karena figur tersebut akan langsung tancap gas untuk memajukan kampus UI menjadi jauh lebih baik lagi. Pemahaman terhadap proses bisnis kampus juga tidak kalah pentingnya agar tidak terjadi kesalahan fatal karena hanya mengandalkan informasi yang kurang valid/akurat,” ujar Cris Kuntadi yang Staf Ahli Menteri Perhubungan.
Dengan terjadinya revolusi industri, menurut Cris Kuntadi adalah penting seorang rektor perguruan tinggi memiliki jiwa bisnis agar mampu membantu pemerintah dalam meningkatkan penerimaan Negara tanpa mengesampingkan pemenuhan kewajiban kampus memberikan beasiswa dan keringanan kepada mahasiswanya.
Di atas semua hal tersebut, faktor tata kelola yang baik (good governance) juga perlu menjadi perhatian bagi seorang rektor agar dalam pengelolaan kampus tetap memperhatikan peraturan perundang-undangan dan best practice pengelolaan keuangan organisasi.
Dalam konteks inilah, Cris Kuntadi sepakat dengan pendapat Ketua Umum Apindo Haryadi Arissetyanto Nugroho pantas menduduki jabatan rektor UI untuk masa bakti 2019-2024. Berdasarkan pengalamannya bekerjasama, Arissetyanto merupakan sosok excellent leader yang mampu merealisasikan visi dan misi kampus serta terbukti memahami benar terkait dengan good governance, transparansi, akuntabilitas dan berintegritas.
Namun, menurut Cris Kuntadi, tantangan utama yang dihadapi oleh calon rektor UI itu adalah mempercepat gerak langkah, menyamakan persepsi, satu visi dan misi seluruh civitas academica. Jika ada hambatan dari internal, tancap gas akan sulit dilaksanakan.
“Saya yakin sekalipun tantangan itu ada, Arissetyanto Nugroho mampu mengatasinya,” pungkasnya.