Kisah Ustad Mudhakir, Guru Ngaji Jokowi

Friday 14 Dec 2018, 11 : 26 am
by

Belajar dari Awal

Jokowi mengawali belajar mengaji dari awal. Dimulai dari Iqra atau belajar membaca huruf Arab lebih dulu, seperti alif, ba’, ta’, dan seterusnya.

Sedangkan Kaesang, karena usianya saat itu yang masih belia dan semangatnya naik-turun, harus sering dibujuk Ibu Iriana agar bersedia mengaji.

“Saya tidak pernah melihat sikap kasar atau marah dari Ibu Iriana (kepada Kaesang). Bu Iriana, beliau orangnya santun, ramah dan kalem,” tutur Mudhakir kagum.

Menurut Mudhakir, biaya privat mengaji pada waktu itu (tahun 2001) hanya Rp 5.000 sekali pertemuan. Namun, kata dia, Jokowi seringkali memberinya bisyarah (honor) lebih banyak untuk jasanya mendampingi mengaji.

“Alhamdulillah, cukup! Terima kasih untuk istriku tercinta, Ani Syarifatun Hasanah yang selalu merasa cukup dengan seberapa pun yang Allah berikan,” kata Mudhakir dengan mata berbinar.

Suatu kali Jokowi, tutur Mudzakir, juga pernah memberinya oleh-oleh korek api Zippo dari Jerman, sehabis perjalanan dia mengurus ekspor furnitur ke sana. Mudhakir semula menolak, “Maaf saya tidak merokok, Pak.”

Namun Jokowi menjawab,”Boten nopo nopo, ditampi mawon!” (Tidak apa-apa, diterima saja). “Saya tidak tahu lagi, korek api Zippo itu saat ini berada di mana. Yang saya ingat, dulu saya berikan ke ayah saya,” kata Mudhakir.

Mudhakir mengajar mengaji privat untuk Jokowi dan Kaesang hingga tahun 2002. Saat itu ia terpaksa berhenti mengajar privat karena diterima sebagai PNS untuk formasi guru bahasa Arab di Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Bendosari, Sukoharjo (sekarang MTsN 3 Sukoharjo).

Mudhakir memutuskan untuk pamit kepada semua peserta privat mengajinya. Ia lalu memilih tinggal di Bendosari, Sukoharjo, dekat dengan madrasah tempat ia mengajar, sembari berkhidmah untuk NU.

“Nderek dhawuh (ikut perintah) Kyai As’ad Syamsul Arifin dan KH Hasyim Asy’ari, Kiai Khalid Umar Temboro, Gus Uzairon Temboro, Kiai Fawaid As’ad Syamsul Arifin, Kiai Hariri Abdul ‘Adhim, Kiai Afifuddin Muhajir (Ma’had Aly), serta guru guru kami semuanya. Allahu yarhamuhum (semoga Allah menyayangi mereka), Amin,” kata Mudhakir.

Selain menjadi guru MTsN, saat ini dia juga mengemban amanah sebagai Ketua Lembaga Bahtsul Masail (LBM) PCNU Sukoharjo.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Parpol Pendukung Tax Amnesty , Diduga Ingin Cuci Uang Haram Kadernya

Sedangkan dalam RUU Tax Amnesty yang  kini tengah dibahas DPR,
Dengan ini kami untuk dan atas nama TOWR menyampaikan keterbukaan informasi atas transaksi material sehubungan dengan pembelian saham-saham SUPR oleh Protelindo, anak usaha perseroan

Ini Alasan TOWR Caplok SUPR Melalui Protelindo

JAKARTA-Pengambilalihan saham-saham PT Solusi Tunas Pratama Tbk (SUPR) oleh PT